Hidup tidak pernah lepas dari ujian. Terkadang, kita dihadapkan pada situasi yang terasa begitu berat hingga sulit untuk menemukan hal-hal yang patut disyukuri.
Namun, di balik setiap ujian, ada pelajaran berharga yang Allah berikan kepada kita. Syukur adalah salah satu kunci untuk menemukan hikmah tersebut.
Kisah Inspiratif Seorang Kakek
Seorang syeikh berusia 80 tahun pernah menghadapi ujian besar dalam hidupnya. Infeksi telinga yang parah hampir membuatnya kehilangan pendengaran. Dokter menyarankan operasi segera untuk mencegah ketulian permanen.
Dengan penuh tawakal kepada Allah, ia menjalani operasi tersebut dan, alhamdulillah, berhasil mendapatkan kembali pendengarannya.
Namun, momen yang paling menggetarkan hati terjadi setelah operasi selesai. Ketika syeikh ini menerima tagihan biaya operasi, ia menangis. Dokter yang melihat hal itu merasa iba dan menawarkan pembebasan biaya jika tagihan tersebut terlalu berat baginya.
Tetapi dengan air mata yang mengalir, syeikh ini menjawab, "Aku bukan menangis karena jumlah yang harus kubayarkan. Aku menangis karena Allah telah memberiku pendengaran yang sempurna selama 80 tahun, dan selama itu Allah tidak pernah mengirimiku tagihan."
Pernyataannya yang tulus menggambarkan kesyukuran yang lahir dari kesadaran mendalam atas nikmat yang sering terlupakan. Kisah ini mengajarkan bahwa nikmat-nikmat Allah, meskipun tampak biasa, sesungguhnya tidak ternilai harganya.
Refleksi dari Kisah Sang Kakek
Sering kali kita baru menyadari betapa berharganya sesuatu setelah kehilangannya. Pendengaran, penglihatan, kesehatan, hingga udara yang kita hirup setiap hari adalah nikmat luar biasa yang sering luput dari rasa syukur kita.
Allah dengan kasih sayang-Nya memberikan semua itu tanpa meminta imbalan, tetapi justru menambah nikmat bagi mereka yang bersyukur. Sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim [14]: 7)
Kisah ini juga menjadi pengingat halus bahwa ujian adalah cara Allah mengajarkan kita untuk merenungi nikmat yang telah diberikan. Melalui ujian, hati kita diuji untuk tetap bersyukur dan tidak larut dalam keluhan.
Syukur dalam Ujian: Jalan Menuju Kedamaian
Syukur bukan hanya tentang menikmati nikmat yang besar, tetapi juga menghargai hal-hal kecil yang sering kita anggap remeh. Bahkan dalam keterbatasan, syukur mampu melahirkan kelapangan hati dan kedamaian jiwa. Rasulullah SAW bersabda:
"Lihatlah orang-orang yang berada di bawahmu (dalam hal dunia), dan janganlah kamu melihat orang-orang yang berada di atasmu, agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepadamu." (HR Muslim)
Ketika kita bersyukur, fokus kita beralih dari kekurangan menuju kelebihan, dari ujian menuju hikmah, dan dari keluhan menuju keikhlasan. Hal ini menjadikan hati lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan hidup lebih bermakna.
Teguran Halus dari Allah
Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur'an:
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS Al-Hasyr [59]: 19)
Ayat ini menegaskan bahwa melupakan Allah berarti melupakan hakikat diri kita sendiri. Dengan bersyukur, kita tidak hanya mengingat Allah, tetapi juga menemukan kedamaian dan kekuatan untuk menghadapi ujian hidup.
Menghidupkan Syukur dalam Kehidupan Sehari-Hari
Untuk menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan:
- Menghitung Nikmat: Luangkan waktu setiap hari untuk merenungi nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, baik yang kecil maupun besar.
- Menerima dengan Ikhlas: Terimalah setiap ujian dengan keyakinan bahwa di baliknya terdapat hikmah dan kasih sayang Allah.
- Berbagi dengan Sesama: Jadikan syukur sebagai motivasi untuk membantu orang lain, karena berbagi adalah bentuk syukur yang paling indah.
- Berdoa dan Mengingat Allah: Perbanyak dzikir dan doa sebagai bentuk pengakuan bahwa segala nikmat berasal dari Allah semata.
Penutup
Kisah syeikh 80 tahun yang menyadari betapa besar nikmat pendengaran menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Hidup tidak akan pernah lepas dari ujian, tetapi syukur adalah kunci untuk menemukan hikmah di baliknya.
Dengan bersyukur, hati menjadi tenang, jiwa merasa cukup, dan hidup dipenuhi keberkahan.
Mari kita jadikan syukur sebagai bagian dari hidup kita, agar setiap nikmat, sekecil apa pun, menjadi sumber kebahagiaan yang tiada habisnya.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI