Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Gojek Meninggalkan Vietnam, Xan SM Masuk Indonesia

19 Januari 2025   10:35 Diperbarui: 19 Januari 2025   10:35 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri transportasi daring di Asia Tenggara tengah memasuki babak baru yang penuh tantangan dan peluang. Dalam lanskap yang terus berkembang ini, setiap langkah strategis perusahaan mampu mengubah peta persaingan.

Dua peristiwa menarik baru-baru ini adalah keputusan Gojek untuk menghentikan operasionalnya di Vietnam dan langkah berani Xanh SM, perusahaan transportasi daring asal Vietnam, yang memasuki pasar Indonesia.

Kisah ini bukan sekadar soal persaingan bisnis, tetapi juga bagaimana perusahaan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar, mengelola sumber daya, dan menciptakan nilai tambah bagi konsumen.

Satu mundur, satu maju---dua cerita yang terjalin menjadi gambaran besar tentang arah masa depan transportasi di kawasan ini.

Gojek Tinggalkan Vietnam: Langkah Strategis atau Kekalahan?

Gojek, melalui unit bisnis GoViet, memulai operasinya di Vietnam pada tahun 2018 dengan ambisi besar untuk bersaing di pasar transportasi daring yang sedang berkembang pesat. Namun, keputusan untuk menghentikan bisnisnya di Vietnam pada 16 September 2024 menjadi bukti bahwa strategi konsolidasi lebih diprioritaskan dibandingkan ekspansi agresif.

Patrick Cao, Presiden GoTo, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena keterbatasan sumber daya yang membuat perusahaan harus memfokuskan upaya di pasar yang lebih potensial.

"Kami memutuskan untuk pulang dari Vietnam karena sumber daya kami terbatas. Masih ada banyak hal yang perlu kami fokuskan," ujar Patrick dalam acara Indonesia Pe-Vc Summit di Jakarta pada Januari 2025.

Langkah ini mencerminkan bagaimana Gojek memilih untuk mengalokasikan sumber dayanya dengan efisien. Pasar Vietnam dianggap memberikan kontribusi yang kurang signifikan terhadap bisnis keseluruhan Gojek dan GoTo.

Meskipun demikian, Gojek tidak menutup kemungkinan untuk kembali ke pasar ini di masa depan jika kondisi pasar menjadi lebih mendukung.

Baca juga: Ibuku Penarik Ojek

Xanh SM Memasuki Indonesia: Inovasi dan Keberlanjutan

Di sisi lain, Xanh SM, bagian dari Vingroup---konglomerasi terbesar di Vietnam---resmi meluncurkan layanannya di Indonesia pada 18 Desember 2024.

Dengan mengusung armada kendaraan listrik VinFast VF e34, Xanh SM mengklaim sebagai layanan taksi mobil listrik pertama di Indonesia. Langkah ini bukan hanya memperkenalkan teknologi ramah lingkungan, tetapi juga menciptakan persaingan baru di industri transportasi daring.

Global CEO Xanh SM, Nguyen Van Thanh, menegaskan bahwa seluruh pengemudi Xanh SM di Indonesia adalah warga lokal yang bermitra dengan perusahaan. Mereka juga menawarkan subsidi hingga 50% untuk pengemudi yang perlu meng-upgrade SIM A menjadi SIM A Umum, yang sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun