Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kabar Kurang Sedap bagi Saham Mayora dan Sido Muncul akibat Cukai pada Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK)

14 Januari 2025   13:07 Diperbarui: 14 Januari 2025   13:07 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Indonesia akan mulai menerapkan kebijakan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada semester II tahun 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi gula berlebih yang berisiko menyebabkan berbagai penyakit, seperti obesitas dan diabetes.

Namun demikian, kebijakan ini menimbulkan dampak yang signifikan, terutama bagi pelaku industri yang memproduksi minuman berpemanis, seperti Mayora dan Sido Muncul.

Berikut adalah analisis sederhana terkait dampak cukai ini terhadap industri dan langkah-langkah yang bisa diambil oleh perusahaan untuk menghadapinya.

Tarif Cukai dan Dampaknya terhadap Industri

Sebagai bagian dari kebijakan ini, pemerintah telah menetapkan tarif cukai yang berlaku pada minuman berpemanis dalam kemasan. Berikut adalah rincian tarif cukai yang diusulkan:

  1. Minuman Berpemanis dalam Kemasan
    Contoh: Minuman ringan, teh kemasan, dan minuman energi.
    Tarif yang diusulkan: Rp1.500 per liter.
  2. Minuman Berpemanis dari Konsentrat atau Ekstrak
    Contoh: Sirup atau bahan baku minuman yang dicampur air.
    Tarif yang diusulkan: Rp2.500 per liter konsentrat.

Tarif ini dirancang untuk memberikan dampak langsung pada harga akhir produk, dengan tujuan membatasi konsumsi masyarakat terhadap minuman berpemanis yang dianggap kurang sehat.

Tarif cukai yang berlaku ini berpotensi memberikan tekanan pada harga jual produk, terutama untuk perusahaan yang memiliki portofolio produk dengan kadar gula tinggi. Kenaikan harga akibat cukai dapat mempengaruhi daya beli konsumen, terutama di kalangan masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah.

Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam mengimplementasikan kebijakan penyesuaian harga agar tidak kehilangan pangsa pasar.

Dampak Cukai pada Kinerja Industri Minuman

Kebijakan cukai MBDK dapat memberikan dampak langsung yang cukup besar terhadap kinerja perusahaan-perusahaan yang berfokus pada produksi minuman berpemanis.

Mayora, misalnya, diperkirakan akan merasakan dampak terbesar karena sekitar 25-30% pendapatan mereka berasal dari produk minuman berpemanis. Produk-produk tersebut akan terkena cukai, yang kemungkinan besar akan mendorong harga jual meningkat, dan ini bisa mempengaruhi daya beli konsumen.

Sido Muncul, meskipun memiliki eksposur yang lebih kecil (sekitar 15-20% dari pendapatan mereka berasal dari produk minuman berpemanis), tetap akan merasakan dampak. Beberapa produk unggulan mereka, seperti jamu dan minuman herbal berpemanis, juga terkena imbas dari kebijakan ini.

Tantangan dan Peluang di Tengah Kebijakan Cukai

Penerapan cukai ini tidak hanya memberikan tantangan, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku industri untuk berinovasi. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah peluncuran produk-produk rendah gula atau tanpa gula. Konsumen yang semakin peduli dengan gaya hidup sehat dapat menjadi target pasar yang potensial untuk produk-produk tersebut.

Selain itu, dengan adanya cukai ini, perusahaan memiliki peluang untuk memperkenalkan pemanis alami, seperti stevia, yang dapat mengurangi kadar gula tanpa mengorbankan rasa.

Selain itu, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengalihkan beban cukai kepada konsumen dengan menaikkan harga jual produk. Namun, langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama di kalangan konsumen dengan pendapatan menengah ke bawah.

Meningkatnya harga produk bisa berdampak pada preferensi konsumen, yang mungkin beralih ke produk pesaing atau mencari alternatif yang lebih terjangkau.

Diversifikasi Produk dan Inovasi untuk Mengurangi Dampak

Untuk mengurangi ketergantungan pada produk minuman berpemanis, perusahaan dapat melakukan diversifikasi produk ke kategori lain yang tidak dikenakan cukai. Misalnya, mengembangkan minuman fungsional, produk berbasis susu, atau bahkan kategori baru seperti makanan dan minuman sehat yang tidak terpengaruh oleh regulasi cukai.

Selain itu, investasi dalam teknologi produksi yang dapat mengurangi kandungan gula tanpa mengorbankan rasa juga menjadi langkah strategis. Teknologi seperti enzim atau fermentasi dapat digunakan untuk menciptakan minuman yang lebih sehat dengan rasa yang tetap enak.

Kondisi tersebut juga dapat menjadi peluang untuk memperkenalkan produk baru yang tetap memenuhi kebutuhan konsumen akan rasa manis tanpa menambah beban gula berlebih.

Dampak Langsung Terhadap Harga Saham

Setelah diumumkannya rencana kebijakan cukai, harga saham Mayora (MYOR) tercatat mengalami penurunan sebesar 5,9% pada perdagangan 13 Januari 2025.

Hal ini menunjukkan kekhawatiran investor terhadap potensi penurunan kinerja perusahaan akibat cukai pada produk minuman berpemanis. Sido Muncul (SIDO), meskipun tidak terpengaruh sebesar Mayora, juga mencatatkan stagnasi pada harga saham mereka.

Penurunan harga saham ini mencerminkan ketidakpastian pasar terhadap dampak dari kebijakan cukai, yang berpotensi mempengaruhi pendapatan perusahaan-perusahaan tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi Mayora dan Sido Muncul untuk segera merespons kebijakan ini dengan strategi yang tepat.

Komunikasi dan Edukasi kepada Konsumen

Di tengah kebijakan cukai, penting bagi perusahaan untuk menjaga hubungan yang baik dengan konsumen.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memberikan edukasi tentang pentingnya mengurangi konsumsi gula berlebih dan manfaat dari produk yang lebih sehat. Ini akan membantu membangun loyalitas konsumen yang lebih peduli terhadap kesehatan.

Perusahaan juga dapat memanfaatkan saluran komunikasi yang lebih efektif, seperti media sosial, untuk menyampaikan informasi tentang produk baru yang lebih sehat atau variasi produk yang tidak dikenakan cukai. Hal ini dapat membantu memperkenalkan inovasi produk yang lebih sehat kepada masyarakat.

Mempertimbangkan Keberlanjutan dalam Strategi Bisnis

Dalam jangka panjang, perusahaan harus mempertimbangkan keberlanjutan dalam setiap langkah yang mereka ambil. Tidak hanya dari sisi kesehatan konsumen, tetapi juga dari segi keberlanjutan lingkungan.

Penggunaan bahan baku yang lebih ramah lingkungan, pengurangan limbah, dan upaya untuk mengurangi jejak karbon dapat menjadi strategi yang mendukung citra perusahaan sebagai pelopor dalam produk yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan.

Penutup

Kebijakan cukai minuman berpemanis yang akan diterapkan pada semester II tahun 2025 memang menantang, namun juga memberikan kesempatan untuk berinovasi.

Bagi perusahaan seperti Mayora dan Sido Muncul, langkah-langkah seperti meluncurkan produk rendah gula, diversifikasi produk, dan berinovasi dalam teknologi produksi dapat membantu mengatasi dampak dari kebijakan ini.

Dengan beradaptasi dan menghadapi tantangan ini dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat tidak hanya bertahan, tetapi juga meraih peluang baru dalam pasar yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun