Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Belajar dari Henry Royce, Anak Loper Koran yang Mengukir Sejarah Rolls-Royce

11 Januari 2025   10:48 Diperbarui: 11 Januari 2025   10:48 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Henry Royce, Si Anak Penjual Koran, Sumber gambar: https://www.press.rolls-roycemotorcars.com/

Ketika seseorang berkata bahwa mimpi itu mustahil, bagaimana Anda merespons?

Kisah Henry Royce, seorang anak loper koran yang bermimpi besar dan menciptakan warisan abadi, adalah jawaban terbaik untuk skeptisisme semacam itu. Royce mengajarkan kita bahwa langkah kecil hari ini bisa membawa perubahan besar esok hari.

Dari Keterbatasan Menuju Harapan

Henry Royce lahir di keluarga sederhana. Pada usia sembilan tahun, ayahnya meninggal dunia, memaksa Royce kecil berhenti sekolah. Seperti banyak anak miskin lainnya, ia bekerja sebagai loper koran dan kurir telegram untuk membantu keluarganya.

Gajinya bahkan tak cukup untuk makan tiga kali sehari. Namun, alih-alih menyerah pada keadaan, Royce menggunakan waktu malamnya untuk belajar. Dengan cahaya lilin yang redup, ia menguasai matematika, teknik, dan kelistrikan dari buku-buku bekas. Tempat kerjanya menjadi kampus, dan pengalaman sehari-hari adalah gurunya.

Di usia 14 tahun, Royce mendapat kesempatan magang di sebuah bengkel kereta. Gajinya? Hanya 11 sen per minggu.

Kebanyakan orang mungkin mengeluh, tetapi Royce justru memanfaatkan pengalaman itu sebagai batu loncatan. Ia bekerja keras selama 12 jam sehari, lalu melanjutkan belajar hingga larut malam. Ia sadar bahwa keterbatasan adalah tantangan, bukan alasan untuk berhenti bermimpi.

Obsesinya pada Kesempurnaan

Pada usia 21 tahun, dengan tabungan sebesar £20 (sekitar $25), Royce mendirikan bisnis kecil di bidang peralatan kelistrikan.

Prinsip hidupnya sederhana: “Whatever is rightly done, however humble, is noble” (“Apapun yang dilakukan dengan benar, betapapun rendahnya, adalah mulia”). Dedikasi pada kualitas tanpa kompromi membuat bisnis kecilnya berkembang.

Tahun 1904 menjadi titik balik. Royce membeli mobil pertamanya, French Decauville, tetapi kecewa dengan kualitasnya. Alih-alih mengeluh, ia berkata pada dirinya sendiri, “Aku bisa membuat yang lebih baik.

Dalam bengkel kecilnya, ia mulai mendesain mobil sendiri. Obsesinya pada detail sangat luar biasa:

  • Setiap komponen diuji ratusan kali.
  • Setiap sekrup harus sempurna.
  • Tidak ada ruang untuk kompromi.

Banyak orang menyebut Royce gila. Ia bekerja 19 jam sehari, fokus pada kesempurnaan. Hasilnya? Mobil pertamanya menjadi salah satu yang paling andal di dunia.

Pertemuan yang Mengubah Segalanya

Suatu hari, Royce bertemu Charles Rolls, seorang aristokrat yang memiliki dealer mobil. Rolls menguji mobil karya Royce dan langsung terkesima. “Aku menemukan insinyur mobil terbaik di dunia,” kata Rolls.

Mereka berjabat tangan, sepakat untuk bekerja sama: Royce mendesain, Rolls menjual. Tidak ada kontrak, hanya kepercayaan. Kemitraan mereka melahirkan Rolls-Royce, dan pada tahun 1906, dunia diperkenalkan pada Rolls-Royce Silver Ghost, yang dijuluki “The Best Car in the World”.

Sumber gambar: https://www.press.rolls-roycemotorcars.com/
Sumber gambar: https://www.press.rolls-roycemotorcars.com/

Dengan harga £985 (setara $1.200) — di saat rata-rata gaji tahunan hanya £30 — para pembeli kaya tak ragu mengeluarkan uang karena mereka tahu mereka tidak hanya membeli mobil, tetapi kesempurnaan.

Filosofi Hidup Royce

Henry Royce menjalani hidup dengan keyakinan bahwa kualitas adalah segalanya. Filosofinya berbunyi: “Take the best and make it better. If it doesn’t exist, design it.” (“Ambil yang terbaik dan jadikan lebih baik. Jika belum ada, desain sendiri.”)

Prinsip ini membuatnya tak pernah mengorbankan kualitas demi profit. Ia tak pernah mengejar uang, tetapi kesempurnaan.

Hasilnya? Keberhasilan datang dengan sendirinya. Ia membangun warisannya dengan tiga prinsip:

  • Jangan pernah mengorbankan kualitas.
  • Detail kecil membuat perbedaan besar.
  • Namamu adalah jaminanmu.

Warisan yang Abadi

Hari ini, 119 tahun setelah berdirinya Rolls-Royce, merek ini tetap menjadi simbol kesempurnaan. Produk mereka bukan sekadar kendaraan, melainkan mahakarya yang melampaui zaman.

Henry Royce, anak loper koran yang dulu dihina karena bermimpi besar, telah membuktikan bahwa langkah kecil yang diambil dengan penuh keyakinan mampu menciptakan warisan yang bertahan lintas generasi.

Pelajaran dari Royce untuk Kita

Kisah Henry Royce adalah pengingat bahwa kemiskinan atau keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya. Setiap langkah kecil yang Anda ambil hari ini — belajar sesuatu yang baru, mencoba hal yang belum pernah dilakukan, atau bekerja sedikit lebih keras — adalah investasi untuk masa depan.

Ketika orang lain menertawakan mimpi Anda, biarkan karya Anda menjadi jawaban. Jika Henry Royce, dengan awal yang begitu sederhana, mampu menciptakan warisan yang diingat sepanjang sejarah, maka kita juga mampu menciptakan sesuatu yang bermakna.

Jika Henry Royce bisa memulai dengan 11 sen per minggu dan menciptakan sesuatu yang diingat sepanjang sejarah, apa yang menghentikan kita?

Jadi, pertanyaan pentingnya adalah: Apa langkah kecil Anda hari ini untuk menciptakan warisan besar besok?

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun