Sejumlah karakter dari edisi Belanda diadaptasi menjadi karakter-karakter baru yang kemudian menjadi ikonik. Di antaranya adalah Upik, yang berasal dari nama Boemsi di Belanda; Coreng, yang berasal dari nama Krabbel; serta Paman Gembul, yang diadaptasi dari nama Oom Slokop.
Evolusi Harga dan Daya Tarik Majalah Bobo
Pada tahun pertama terbit, Majalah Bobo dijual dengan harga yang sangat terjangkau, hanya Rp 20 per eksemplar. Hal ini menjadikan majalah ini mudah diakses oleh anak-anak, bahkan dengan uang jajan mereka.Â
Ketika saya masih duduk di kelas 2 SD pada tahun 1973, harga Majalah Bobo hanya sekitar Rp 45,- per eksemplar, dan itu sudah bisa menjadi uang jajan untuk seminggu. Untuk langganan setahun, biaya yang dibayar hanya sekitar Rp 585,-.
Namun, seperti halnya barang lainnya, harga Majalah Bobo terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dan meningkatnya inflasi hingga harga Majalah Bobo mencapai Rp 18.000,- per eksemplar.
Perubahan harga ini mencerminkan dinamika ekonomi dan perubahan nilai uang, namun tetap tidak mengurangi daya tariknya sebagai bacaan favorit anak-anak Indonesia hingga tren majalah cetak berakhir, dan benar-benar berhenti terbit pada 21 Desember 2022.
Karakter-karakter Ikonik dalam Majalah Bobo
Karakter-karakter yang hadir di Majalah Bobo selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca cilik. Maskot Majalah Bobo adalah seekor kelinci berwarna biru yang sangat nakal namun cerdik bernama Bobo yang selalu mengenakan sweater berwarna merah berhuruf "b" (pada terbitan 1980 hingga awal 1990an sempat berganti huruf "B" besar) dan celana biru tua.
Bobo dikenal bersama Krabbel, kakak perempuannya (diadaptasi menjadi Coreng, dalam versi Indonesia, Coreng merupakan adik Bobo), dan juga sahabatnya Tjerk (diadaptasi menjadi Doni dalam versi Indonesia) merupakan tokoh yang diadopsi dari majalah aslinya.
Karakter-karakter ini bukan hanya menjadi ikon, tetapi juga memberikan pelajaran-pelajaran berharga dalam setiap petualangan mereka. Baik itu tentang persahabatan, kejujuran, maupun nilai-nilai lainnya yang penting dalam perkembangan karakter anak-anak.
Keberagaman cerita dan karakter ini menjadikan Majalah Bobo bukan sekadar bacaan, tetapi juga sarana untuk belajar tentang kehidupan.
Majalah Bobo di Mata Pembaca: Kenangan yang Tak Terlupakan
Bagi banyak generasi yang tumbuh pada era 70-an hingga awal 90-an, Majalah Bobo adalah bacaan yang sangat berarti. Banyak dari mereka yang mengenang bagaimana dulu mereka menantikan terbitan mingguan Majalah Bobo, membaca cerita-cerita seru sambil belajar pelajaran sekolah dasar, dan bermain permainan seru yang ada di dalamnya.
Majalah Bobo telah menjadi bagian dari masa kecil yang tidak terlupakan, memberikan pengetahuan, hiburan, serta membentuk karakter dan imajinasi anak-anak Indonesia.