Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hati-Hati PMI Manufaktur Indonesia Menurun dan Gelombang PHK Mengintai

4 Desember 2024   08:19 Diperbarui: 4 Desember 2024   12:25 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahkan, PMI Indonesia saat ini berada di bawah Myanmar dan Vietnam, Sumber: S&P Global Market Intelligence

Cahaya Harapan dari China

Meski demikian, ada secercah harapan dari luar negeri. China, mitra dagang terbesar Indonesia, mencatat kenaikan PMI manufaktur dari 50,3 menjadi 51,5. Dengan meningkatnya aktivitas manufaktur di China, permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia diharapkan ikut naik.

Namun, ketergantungan pada China saja tidak cukup. Situasi ini mengingatkan pentingnya diversifikasi pasar ekspor dan meningkatkan daya saing produk Indonesia agar mampu bersaing di pasar internasional.

Mencari Solusi Bersama

Krisis ini tidak bisa dihadapi sendiri oleh pelaku usaha. Pemerintah perlu turun tangan dengan langkah strategis, seperti:

  1. Mendorong konsumsi domestik melalui program insentif.
  2. Diversifikasi pasar ekspor, agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada satu negara.
  3. Investasi dalam teknologi manufaktur, meningkatkan efisiensi dan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Bagi masyarakat, langkah kecil seperti memilih produk lokal bisa memberikan dampak besar. Dengan mendukung industri dalam negeri, kita bersama-sama membantu menggerakkan kembali roda perekonomian.

Penutup: Jangan Biarkan Mesin Ini Berhenti

Sektor manufaktur adalah mesin besar yang menggerakkan perekonomian kita. Ketika mesin ini melambat, dampaknya terasa hingga ke akar. Kontraksi lima bulan terakhir adalah pengingat bahwa kita perlu bergerak bersama, dari pemerintah hingga masyarakat, untuk menjaga mesin ini tetap berjalan.

Dengan langkah strategis dan semangat kolaborasi, Indonesia bisa keluar dari bayang-bayang kontraksi ini. Harapan itu masih ada, selama kita tetap peduli, bersatu, dan bergerak bersama untuk masa depan ekonomi yang lebih cerah.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun