Menemukan Jati Diri Bangsa untuk Generasi Muda
Dalam perjalanan bangsa yang panjang, sejarah memiliki peran penting sebagai pilar identitas. Namun, ironisnya, mata pelajaran sejarah di sekolah seringkali menjadi momok bagi banyak siswa.
Dalam sebuah diskusi bertajuk "Membaca Sejarah Indonesia" yang diadakan pada hari Sabtu, 30 November 2024 di Kompas Institute, beberapa fakta menarik terungkap: pelajaran sejarah sering dianggap membosankan karena lebih menekankan pada hapalan fakta-fakta seperti nama pahlawan, tempat, dan tahun peristiwa, daripada menggali makna dari kejadian-kejadian tersebut.
Acara ini dihadiri oleh narasumber ternama seperti Peter Carey, Edna C. Pattisina, dan Adit MKM, serta dihadiri oleh berbagai komunitas, termasuk saya bersama teman-teman dari Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71) dan anak-anak muda pencinta sejarah lainnya.
Kehadiran kami merupakan wujud nyata dukungan terhadap pentingnya membangun kesadaran sejarah, khususnya bagi generasi muda. Kami merasa antusias menyimak diskusi yang sangat menggugah ini, yang bertujuan menghidupkan kembali minat terhadap sejarah Indonesia.
Sejarah yang Relevan dan Menarik
Sejarah tidak hanya tentang mengingat peristiwa masa lalu, tetapi juga tentang memahami konteksnya agar kesalahan yang sama tidak terulang di masa kini dan mendatang.
Seperti yang dikisahkan oleh Peter Carey, seorang sejarawan Inggris, ia rela berlayar ke Indonesia selama enam minggu, mendarat di Telukbetung, dan menjalani operasi usus buntu sebelum melanjutkan penelitian sejarah Pangeran Diponegoro. Perjuangannya ini membuahkan karya monumental tentang salah satu pahlawan besar Indonesia.
Edna C. Pattisina, seorang penulis dan jurnalis senior, berbagi pengalaman mengenai proses kreatif di balik komik fiksi sejarah yang mengangkat perjuangan tokoh-tokoh seperti Jenderal Sudirman dan Laksamana Malahayati dari Aceh.
Salah satu komiknya bahkan diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, menunjukkan bahwa cerita sejarah Indonesia memiliki daya tarik lintas budaya.
Sementara itu, Adit MKM, seorang komikus muda, terus mendorong generasi muda untuk mencintai sejarah melalui medium yang lebih dekat dengan mereka: komik dan visual storytelling. Dalam konteks rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, pendekatan ini menjadi inovasi penting untuk membawa sejarah lebih dekat ke hati anak muda.
Sejarah dan Kepentingan Politik
Diskusi juga menyinggung fakta bahwa penulisan sejarah sering kali tidak terlepas dari pengaruh politik di masa penulisannya.