Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar dari Seven Eleven yang Menguasasi Dunia tetapi Gagal di Indonesia

14 November 2024   07:52 Diperbarui: 14 November 2024   07:55 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi global Seven & i Holdings berfokus pada pengembangan 7-Eleven secara internasional, dengan lebih dari 80.000 toko yang tersebar di 20 negara. Perusahaan ini bertujuan untuk menjadi "Grup ritel kelas dunia yang berfokus pada makanan dan inovasi distribusi", dengan 7-Eleven sebagai inti dari ekspansi global mereka.

Untuk mempercepat ekspansi ini, Seven & i Holdings mendirikan 7-Eleven International LLC pada tahun 2021, yang bertujuan untuk mendukung pemegang lisensi di negara-negara tempat mereka beroperasi dan mempercepat ekspansi ke wilayah baru.

Langkah ini menunjukkan komitmen mereka untuk membangun merek 7-Eleven sebagai merek global yang semakin diakui dan dipercaya oleh konsumen.

Quick Commerce: Ancaman Baru bagi Dominasi Minimarket Tradisional

Di sisi lain, dengan munculnya quick commerce yang menawarkan pengantaran barang dalam waktu singkat, tantangan baru semakin mendekat ke industri minimarket tradisional.

Model bisnis ini mengancam posisi dominan Indomaret dan Alfamart yang harus beradaptasi dengan perubahan kebiasaan konsumen yang lebih memilih kenyamanan berbelanja online dan pengiriman cepat.

Merek seperti Astro memberikan pengalaman belanja yang jauh lebih praktis, mengantarkan barang dalam waktu 15 menit hingga kurang dari satu jam, yang memaksa minimarket tradisional untuk berinovasi lebih jauh.

Kesimpulan: Menatap Masa Depan Industri Minimarket

Meskipun Seven Eleven gagal bertahan di Indonesia, perjalanan mereka memberikan banyak pelajaran bagi para pemain ritel lainnya. Dari adaptasi terhadap regulasi, pemahaman terhadap pasar lokal, hingga pentingnya efisiensi biaya dan model bisnis yang tepat, industri minimarket Indonesia harus belajar untuk terus berinovasi dan memahami perubahan pasar dengan lebih baik.

Selain itu, dengan perkembangan quick commerce yang semakin pesat, industri minimarket harus menyesuaikan diri dengan tren teknologi dan kebiasaan konsumen yang semakin mengutamakan kecepatan dan kenyamanan dalam berbelanja.

Seven & i Holdings, di sisi lain, terus mempercepat ekspansi global 7-Eleven dan belajar dari pengalaman mereka di Indonesia untuk lebih bijaksana dalam strategi internasional. Melalui pembelian yang sedang dipertimbangkan oleh keluarga pendiri, langkah ini bisa menjadi titik balik bagi mereka untuk membangun kembali merek 7-Eleven menjadi lebih kuat dan lebih global.

Industri minimarket Indonesia, yang kini didominasi oleh pemain besar seperti Indomaret dan Alfamart, memiliki kesempatan untuk bertahan dan berkembang dengan memanfaatkan pelajaran dari kegagalan Sevel dan mengadopsi inovasi yang relevan dengan pasar modern yang terus berubah.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun