Dengan harga tiket masuk Rp 35.000, pengunjung dapat menjelajahi bagian-bagian rumah dan menikmati peninggalan sejarah yang sarat akan nilai-nilai multikultural.
Meski pengunjung tidak diizinkan membawa kamera ke dalam rumah, saya beruntung masih bisa mengambil beberapa foto dengan ponsel di beberapa area yang diizinkan. Setiap langkah di rumah ini memberikan saya kesan mendalam---perjalanan yang bukan sekadar wisata, melainkan juga sebuah napak tilas penuh makna yang memperlihatkan bagaimana warisan seorang Tjong A Fie tetap hidup dan dihargai oleh masyarakat hingga kini.
Bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman ini, kunjungan ke Rumah Tjong A Fie bisa menjadi pengingat tentang bagaimana sejarah, budaya, dan nilai-nilai kebajikan dapat menyatu dan bertahan seiring waktu.
Perjalanan ini memberikan lebih dari sekadar pengetahuan sejarah, tetapi juga inspirasi untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kebajikan yang Tjong A Fie tanamkan.
Saya berharap, melalui artikel ini, Anda pun akan terdorong untuk mengunjungi Medan dan menyusuri Rumah Tjong A Fie---mengenang sosok inspiratif dan menambah wawasan tentang sejarah yang membentuk Medan menjadi kota multikultural seperti sekarang.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H