Sementara itu, Kompasiana yang pada tahun ini merayakan ulang tahun ke-16, telah berkembang menjadi salah satu platform blog terbesar di Indonesia, dengan ribuan penulis berbagi ide dan perspektif.
Di era AI, di mana informasi dapat dihasilkan oleh mesin dan tersebar dengan sangat cepat, peran Kompasianer sebagai penggerak literasi digital menjadi semakin krusial.
Kompasianer, dengan kemampuan menulis dan mengelola informasi secara manusiawi, berperan dalam menjaga integritas informasi yang beredar di dunia maya. Mereka tidak hanya menyajikan informasi, tetapi juga menguraikan makna dan memberikan konteks yang lebih mendalam, membantu masyarakat memahami isu-isu yang kompleks.
Dalam era di mana AI mampu menghasilkan konten dengan cepat, manusia tetap diperlukan untuk memastikan bahwa informasi tersebut memiliki nilai moral dan tidak disalahgunakan.
Dengan semakin banyaknya berita palsu dan informasi yang menyesatkan, literasi digital yang baik adalah benteng utama bagi masyarakat agar tetap terinformasi dengan benar. Di sini, peran Kompasianer tidak bisa diremehkan, terutama dalam menghadirkan wacana yang konstruktif dan berdampak positif bagi komunitas luas.
Pendidikan Kebijaksanaan: Jembatan Antara Teknologi dan Kemanusiaan
Pendidikan kebijaksanaan di era AI melibatkan lebih dari sekadar pengetahuan teknis. Ini tentang mengajarkan bagaimana menggunakan teknologi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
 AI memang memiliki kapasitas untuk memproses data dengan sangat cepat, tetapi tanpa kebijaksanaan, teknologi ini bisa digunakan secara tidak etis dan bahkan merugikan masyarakat.
Pendidikan kebijaksanaan menekankan pada nilai-nilai kemanusiaan seperti moralitas, etika, pemahaman yang mendalam tentang dampak tindakan, serta kemampuan untuk melihat melampaui angka dan data.
Manusia yang memiliki kebijaksanaan dapat meredakan konflik, mempromosikan dialog yang sehat, dan bekerja sama untuk menciptakan solusi berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan di sisi teknologi tetapi juga berakar pada kesejahteraan sosial.
Baik santri maupun Kompasianer memiliki peluang besar untuk memainkan peran penting di sini. Santri bisa memanfaatkan nilai-nilai agama yang kuat untuk memberikan kerangka etis dalam penggunaan teknologi, sedangkan Kompasianer bisa terus menyebarkan gagasan yang berpusat pada nilai kemanusiaan, membantu masyarakat untuk lebih kritis dalam menerima informasi yang dihasilkan oleh AI.
Harapan kepada Admin dan Redaksi Kompasiana