Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pelajaran dari Tiongkok dalam Menyeimbangkan Konsumsi dan Investasi

1 Oktober 2024   07:35 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:24 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyeimbangan kembali ekonomi ini tidak hanya memerlukan kebijakan yang mendorong konsumsi, tetapi juga restrukturisasi mendalam terhadap model pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Namun, perubahan ini akan mengakibatkan penurunan tajam dalam investasi, yang dapat menyebabkan resesi ekonomi.

Juan Orts dari Fathom Consulting menyebut bahwa meskipun cara paling ideal untuk menyeimbangkan ekonomi adalah dengan menghentikan subsidi terhadap sektor manufaktur yang didanai dari uang rumah tangga, langkah tersebut akan mengakibatkan penyusutan sektor manufaktur yang cukup signifikan.

Oleh karena itu, Tiongkok diperkirakan akan memilih penyeimbangan secara perlahan yang mungkin menyerupai situasi stagnasi jangka panjang yang dialami Jepang pada 1990-an, sebuah kondisi yang disebut "Japanifikasi" .

Untuk mendanai stimulus konsumsi, Beijing kemungkinan besar akan mengandalkan penerbitan utang baru, sebuah langkah yang memberikan solusi jangka pendek namun berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan struktural yang lebih besar di masa mendatang.

Pelajaran Bagi Indonesia: Menjembatani Kesenjangan Konsumsi dan Investasi

Indonesia, meskipun berada dalam konteks yang berbeda, juga menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan konsumsi dan investasi. Sebagai negara dengan populasi besar dan ekonomi yang berkembang, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah strategis untuk memastikan bahwa konsumsi rumah tangga tetap menjadi pilar pertumbuhan ekonomi nasional.

Konsumsi rumah tangga di Indonesia telah lama menjadi pendorong utama pertumbuhan, dan pemerintah secara konsisten mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan dan memperkuatnya. 

Berikut adalah beberapa langkah kebijakan yang diambil oleh Indonesia untuk menghadapi tantangan ini:

  1. Stimulus Fiskal dan Program Sosial: Pemerintah Indonesia, terutama selama pandemi COVID-19, meluncurkan berbagai program bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk mendorong konsumsi masyarakat. Menurut Kementerian Sosial, program PKH dan BLT telah memberikan dampak signifikan dalam menjaga daya beli masyarakat selama masa pandemi, membantu rumah tangga tetap bertahan di tengah krisis . Langkah-langkah ini sejalan dengan kebijakan fiskal yang diperluas melalui UU Nomor 2 Tahun 2020 yang memungkinkan pelebaran defisit untuk stimulus ekonomi .
  2. Reformasi Infrastruktur untuk Mendukung Konsumsi: Pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara masif, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, selain mendorong investasi, juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi domestik. Proyek-proyek infrastruktur ini meningkatkan aksesibilitas bagi rumah tangga di berbagai daerah, sehingga memperkuat konsumsi domestik .
  3. Peningkatan Daya Beli: Pemerintah juga melakukan peningkatan upah minimum yang konsisten setiap tahun, diiringi dengan penguatan kebijakan jaring pengaman sosial seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, upah minimum Indonesia pada 2023 naik rata-rata 10%, bertujuan untuk mempertahankan daya beli rumah tangga .
  4. Deregulasi dan Reformasi Birokrasi: Melalui Omnibus Law, pemerintah berusaha menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, dengan harapan investasi ini akan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan konsumsi domestik . Dengan reformasi birokrasi ini, UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi diharapkan dapat berkembang lebih cepat dan berkontribusi pada konsumsi yang lebih luas.
  5. Pengembangan UMKM dan Ekonomi Digital: Pemerintah juga berfokus pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta sektor ekonomi digital. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UMKM menyumbang sekitar 60,3% dari PDB nasional, menjadikannya salah satu pilar utama konsumsi di Indonesia . Selain itu, ekonomi digital yang berkembang pesat, terutama selama pandemi, semakin mendorong pertumbuhan sektor konsumsi melalui e-commerce.

Tantangan dan Prospek Kedepan

Meskipun langkah-langkah di atas telah memberikan fondasi yang kuat bagi perekonomian Indonesia, tantangan dalam menyeimbangkan konsumsi dan investasi tetap ada.

Tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan investasi yang masuk tidak hanya menguntungkan segelintir sektor tetapi juga memperluas dampaknya pada perekonomian yang lebih inklusif. Selain itu, tantangan inflasi dan ketidakpastian global juga memerlukan perhatian khusus .

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Namun demikian, Indonesia terus berada di jalur yang tepat dengan fokus pada konsumsi domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Langkah-langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi negara lain yang menghadapi tantangan serupa, dan Indonesia dapat memainkan peran penting dalam mendorong keseimbangan ekonomi yang lebih berkelanjutan di kancah global.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun