Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis dengan Hati, Bukan Sekadar Mengejar Prestise dan Cuan

26 September 2024   09:03 Diperbarui: 26 September 2024   15:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis adalah salah satu bentuk ekspresi diri yang memungkinkan kita berbagi pengetahuan, pemikiran, dan pengalaman dengan orang lain. Namun, belakangan ini, di berbagai platform menulis seperti Kompasiana, fenomena menulis hanya untuk mengejar prestise atau penghargaan semakin sering kita temui.

Para penulis berlomba-lomba mengikuti Topik Pilihan yang diberikan oleh admin atau redaksi, meskipun mereka sebenarnya tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang topik tersebut.

Menulis Tanpa Penguasaan yang Mendalam

Tidak jarang, banyak yang sekadar memparafrase tulisan-tulisan yang ada di internet, menjadikan kemampuan paraphrase mereka sebagai senjata utama untuk memenuhi target. Mereka mungkin berhasil melewati saringan alat pendeteksi plagiarisme seperti Turnitin, namun esensi dari tulisan mereka sering kali terasa hampa.

Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan mereka di bidang yang ditulis sangat minim, bahkan tanpa pengalaman sama sekali. Akibatnya, konten yang dihasilkan menjadi dangkal dan kurang bermakna.

Lebih parah lagi, tulisan-tulisan seperti itu kadang justru terpilih sebagai Artikel Utama (Headline). Ketika artikel yang tidak didukung oleh pemahaman mendalam atau pengalaman nyata mendapatkan tempat utama, hal ini dapat menimbulkan kebingungan di antara pembaca dan menurunkan kualitas keseluruhan dari platform tersebut.

Pembaca yang berharap mendapatkan informasi yang berharga bisa saja dikecewakan karena artikel tersebut ternyata hanya hasil dari parafrase tanpa memberikan wawasan baru atau nilai tambah.

Risiko Paraphrase Tanpa Pemahaman

Bahkan lebih buruk lagi, sering kali karena keterbatasan pemahaman, penulis yang hanya mengandalkan kemampuan paraphrase tanpa penguasaan substansi sering kali salah dalam menginterpretasikan makna dari tulisan asli.

Makna yang sebenarnya bisa berubah ketika penulis melakukan parafrase tanpa benar-benar memahami apa yang ditulis. Kesalahan ini bukan hanya merugikan pembaca, tetapi juga bisa menyesatkan.

Selain itu, ada penulis yang asal comot sumber tanpa memastikan apakah informasi yang ditulisnya masih relevan atau sudah kadaluwarsa. Bisa jadi, aturan yang diparafrasekan ternyata sudah tidak berlaku karena telah digantikan oleh peraturan baru yang lebih mutakhir.

Ketidaktahuan seperti ini bisa berdampak serius, terutama ketika artikel tersebut menjadi rujukan bagi orang lain. Inilah risiko besar ketika seseorang menulis tanpa memiliki dasar ilmu pengetahuan yang kuat atau pengalaman langsung di bidang yang ditulis.

Jangan Sekadar Mengejar Reward atau Cuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun