Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Artis Latinos Masih Kurang Dilirik Hollywood? Pelajaran Bagi Industri Film & Hiburan Indonesia

19 September 2024   07:53 Diperbarui: 19 September 2024   07:58 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Artis Latinos Masih Kurang Dilirik?

Meskipun kontribusi besar orang Latin dalam seni dan budaya, representasi mereka di Hollywood tetap berada di titik yang mengkhawatirkan. Hanya 4 persen dari peran utama di film-film AS diisi oleh aktor Latinos, sementara representasi di balik layar bahkan lebih rendah. Hanya sekitar 5,5 persen eksekutif C-suite di perusahaan media AS adalah orang Latin.

File Merza Gamal, Sumber: McKinsey.com 
File Merza Gamal, Sumber: McKinsey.com 

Kurangnya representasi dalam peran-peran kunci di belakang layar turut memengaruhi narasi yang sampai ke penonton. Film yang tidak dipimpin oleh kreator Latinos cenderung menggambarkan karakter Latinos dalam cerita bertema kejahatan, sedangkan film dengan kreator Latin lebih sering menonjolkan tema keluarga dan budaya positif lainnya.

Kurangnya showrunner dan sutradara Latinos memperparah situasi, sehingga peluang bagi talenta Latinos lainnya juga berkurang.

Pelajaran Bagi Industri Film Indonesia

Permasalahan representasi Latinos di Hollywood dapat menjadi pembelajaran penting bagi industri film dan kreatif di Indonesia.

Seperti halnya orang Latin di Hollywood, kelompok etnis minoritas dari beberapa pelosok negeri di Indonesia juga sering kali kurang terwakili di layar maupun di belakang layar. Rendahnya keterlibatan dalam peran-peran kunci seperti sutradara, produser, dan penulis menyebabkan cerita-cerita dari berbagai daerah dan budaya Indonesia kurang terekspos.

Hollywood menunjukkan bahwa ketika orang Latin mengambil peran kreatif utama, kesempatan bagi bakat Latino lainnya meningkat. Indonesia dapat belajar dari ini dengan mendorong keterlibatan lebih banyak kreator lokal dari berbagai daerah dan budaya.

Dengan menghindari stereotip dan membuka ruang bagi cerita yang lebih beragam, industri kreatif Indonesia bisa tumbuh lebih inklusif dan kaya akan perspektif budaya.

Selain itu, pentingnya dukungan pemasaran untuk karya yang berfokus pada budaya lokal juga perlu diperhatikan, seperti tantangan yang dihadapi di Hollywood dalam mempromosikan film dengan bakat Latinos.

Kesadaran akan pentingnya representasi, baik di layar maupun di balik layar, bisa membuka peluang baru bagi bakat-bakat lokal dan memperkaya industri kreatif Indonesia secara keseluruhan.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun