Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keputusan Mahkamah Konstitusi dan Tantangan dalam Dunia Kerja di Indonesia

7 Agustus 2024   08:30 Diperbarui: 7 Agustus 2024   13:19 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dengan AI: copilot.microsoft.com, dokumentasi pribadi Merza Gamal

Di era globalisasi dan digitalisasi yang terus berkembang, kesenjangan peluang dan ketidaksetaraan hasil dalam dunia kerja semakin menjadi perhatian. Di tengah tantangan ini, Opportunity@Work muncul sebagai contoh inspiratif. (Sumber: Opportunity@Work: Addressing the opportunity gap and improving workforce equity outcomes, 1 Agustus 2024) 

Organisasi nirlaba ini berkomitmen untuk memperluas akses karier bagi pekerja dengan keterampilan melalui jalur alternatif, bukan hanya berdasarkan gelar sarjana empat tahun.

Opportunity@Work berfokus pada meningkatkan kesetaraan dalam dunia kerja dengan mendukung pekerja yang memiliki keterampilan melalui jalur alternatif (STARs). Organisasi ini bertujuan untuk membuka lebih banyak peluang bagi STARs yang mungkin tidak memiliki gelar sarjana tetapi memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Opportunity@Work didirikan setelah melihat tantangan besar yang dihadapi oleh pekerja tanpa gelar sarjana empat tahun. Pengalaman pendirinya di berbagai sektor menunjukkan bahwa pengangguran jangka panjang dan praktik perekrutan yang kaku sering mengecualikan STARs, menciptakan kesenjangan dalam akses peluang karier.

Organisasi ini bekerja untuk mengubah praktik perekrutan dengan memanfaatkan data, alat visualisasi, dan sumber daya lainnya. Dengan pendekatan ini, Opportunity@Work berusaha menciptakan akses yang lebih adil ke pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi, memungkinkan STARs untuk bersaing secara setara dengan kandidat lainnya.

Opportunity@Work berkolaborasi dengan McKinsey untuk mengembangkan alat perekrutan inklusif dan berbagi penelitian yang memperluas dampak inisiatif ini. Kerjasama ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan solusi praktis bagi perusahaan yang ingin lebih inklusif dalam praktik perekrutan mereka, menciptakan tenaga kerja yang lebih beragam dan inklusif.

Organisasi ini fokus pada Keadilan untuk Kelompok Kurang Terwakili dengan memastikan bahwa STARs dari kelompok minoritas mendapatkan hasil yang adil dalam pasar kerja. Upaya ini menunjukkan bahwa mengatasi kesenjangan peluang bukan hanya tentang membuka akses, tetapi juga tentang memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.

Namun, kesenjangan peluang juga berhubungan erat dengan isu hukum dan regulasi tenaga kerja. Baru-baru ini, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia menolak permohonan uji materi UU Ketenagakerjaan terkait pasal 35 ayat 1 yang diajukan oleh Leonardo Olefins Hamonangan. Pasal ini dinilai diskriminatif oleh pemohon karena memungkinkan pemberi kerja menentukan syarat rekrutmen yang dianggap menghambat orang, terutama yang berusia di atas 30 tahun, untuk mendapatkan pekerjaan.

Isu ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor dalam perekrutan dan promosi tenaga kerja. Dalam konteks ini, pengakuan keterampilan alternatif menjadi krusial. Pengalaman dan keterampilan seharusnya menjadi fokus utama, bukan sekadar gelar akademik atau usia.

Hal tersebut beralignasi dengan pandangan masyarakat umum bahwa batasan usia tertentu dalam melamar pekerjaan seharusnya tidak relevan. Selama individu telah memasuki usia kerja dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan, mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama.

Gambar diolah dengan AI: copilot.microsoft.com, dokumentasi pribadi Merza Gamal 
Gambar diolah dengan AI: copilot.microsoft.com, dokumentasi pribadi Merza Gamal 

Bisakah Diimplementasikan di Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun