Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bersyukur, Kunci Terhindar dari Money Dysmorphia Syndrome

6 Agustus 2024   20:21 Diperbarui: 6 Agustus 2024   20:23 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Di era modern ini, Money Dysmorphia Syndrome atau dismorfia uang telah menjadi fenomena yang semakin umum, terutama di kalangan generasi muda. Kondisi ini ditandai dengan pandangan yang tidak realistis terhadap keuangan pribadi, seringkali dipicu oleh perbandingan sosial yang intens melalui media sosial.

Banyak orang merasa bahwa mereka tidak cukup memiliki, bahkan ketika keadaan finansial mereka sebenarnya baik. Salah satu cara yang efektif untuk menghindari perasaan ini adalah dengan mengembangkan rasa syukur yang mendalam.

Makna Syukur dalam Konteks Keuangan

Rasa syukur bukan hanya tentang mengucapkan terima kasih; ia adalah sikap hati yang menghargai apa yang sudah dimiliki. Dalam konteks keuangan, rasa syukur membantu seseorang untuk fokus pada keberkahan yang ada, alih-alih meratapi apa yang belum dimiliki.

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi Merza Gamal

Al-Qur'an menekankan pentingnya bersyukur, seperti yang tertuang dalam Surat Ibrahim ayat 7: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." Ayat ini mengingatkan kita bahwa bersyukur dapat membawa lebih banyak nikmat dan kebahagiaan.

Menghargai Hal-Hal Kecil

Terkadang, kita terjebak dalam siklus mengejar hal-hal besar, dan melupakan nikmat kecil yang sebenarnya sangat berarti. Surat An-Nahl ayat 18 mengingatkan kita: "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya."

Menghargai hal-hal kecil, seperti kesehatan, keluarga, atau bahkan makanan sehari-hari, dapat membantu kita merasa lebih puas dan tenang. Dengan mengembangkan kebiasaan ini, kita akan semakin jauh dari jebakan Money Dysmorphia Syndrome yang sering kali didasarkan pada keinginan yang tidak realistis.

Cara Mengembangkan Rasa Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari

Mengembangkan rasa syukur memerlukan usaha dan kesadaran. Salah satu cara efektif adalah dengan membuat jurnal syukur, di mana Anda mencatat hal-hal positif yang terjadi setiap hari, sekecil apa pun itu. Ini membantu melatih pikiran untuk fokus pada hal-hal baik dalam hidup.

Selain itu, meluangkan waktu untuk refleksi diri dan meditasi dapat membantu memperdalam rasa syukur Anda. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, baik melalui tindakan kecil maupun bantuan lebih besar, juga dapat memperkuat perasaan syukur dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Salah satu bentuk nyata dari rasa syukur adalah dengan melakukan amal sosial, seperti membantu tetangga dan saudara, bersedekah, serta menyantuni anak yatim. Membantu tetangga dan saudara adalah cerminan nyata dari rasa syukur yang mendalam. Ketika kita dengan tulus memberikan bantuan, baik itu dalam bentuk tenaga, waktu, atau dukungan, kita tidak hanya meringankan beban mereka, tetapi juga memperkaya jiwa kita sendiri.

Bersedekah bukan sekadar tindakan memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan, tetapi juga sebuah pernyataan syukur atas apa yang telah kita miliki. Dalam setiap rupiah yang kita berikan, ada doa dan harapan agar berkah Allah terus melimpah.

Menyantuni anak yatim adalah bentuk amal yang memiliki makna mendalam. Dalam setiap senyum yang tercipta dari wajah mereka, kita menemukan kekuatan rasa syukur yang tidak terhingga. Semua tindakan ini bukan hanya menambah kebahagiaan mereka yang menerima, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya memberi dan berbagi.

Kesimpulan

Dismorfia uang sering kali berasal dari perasaan kurang dan keinginan untuk selalu memiliki lebih. Dengan mengembangkan rasa syukur, kita dapat mengubah pandangan ini menjadi sesuatu yang lebih positif dan produktif. Surat Al-Baqarah ayat 152 mengingatkan kita: "Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku."

Ketika kita bersyukur, kita menciptakan ruang untuk kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup kita. Bersyukur bukan hanya tentang mengucapkan terima kasih, tetapi juga tentang bagaimana kita hidup dan berinteraksi dengan orang lain.

Hal-hal tersebut merupakan kunci untuk menjaga keseimbangan emosional dan finansial, serta melindungi diri dari Money Dysmorphia Syndrome. Dengan demikian, kita dapat menikmati hidup yang lebih penuh makna dan berkah, bebas dari perbandingan yang tidak perlu dan tekanan sosial yang tidak realistis.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun