Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Dampak Positif dan Negatif Pilihan Menunda Menikah atau Mempercepat Pernikahan

18 Juli 2024   19:09 Diperbarui: 18 Juli 2024   19:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dalam beberapa dekade terakhir, pernikahan telah menjadi topik yang memicu banyak perdebatan di kalangan anak muda.

Di satu sisi, ada yang percaya bahwa menunda pernikahan hingga mencapai stabilitas emosional dan finansial adalah langkah yang bijak. Di sisi lain, beberapa orang merasa bahwa menikah lebih cepat dapat membawa kebahagiaan dan stabilitas lebih awal.

Kedua pilihan ini memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Latar Belakang Kontroversi Pernikahan di Kalangan Anak Muda

Di era modern ini, anak muda dihadapkan pada berbagai pilihan hidup yang lebih beragam dibandingkan generasi sebelumnya. Kemajuan pendidikan, karier, dan perubahan nilai-nilai sosial telah mempengaruhi pandangan mereka tentang pernikahan.

Beberapa anak muda memilih untuk menunda pernikahan demi mencapai tujuan pribadi dan profesional, sementara yang lain merasa bahwa menikah lebih cepat memberikan rasa aman dan kebahagiaan.

Dampak Positif dan Negatif Menunda Pernikahan

Menunda pernikahan adalah pilihan yang diambil oleh banyak individu yang ingin mencapai stabilitas emosional dan finansial terlebih dahulu.

Namun demikian, pilihan waktu menikah tersebut juga memiliki konsekuensi yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah dampak positif dan negatif dari menunda pernikahan.

Adapun dampak positif menunda pernikahan adalah sebagai berikut:

  1. Stabilitas Emosional dan Finansial: Menunda pernikahan memberikan waktu bagi individu untuk mencapai stabilitas emosional dan finansial. Mereka memiliki kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan, membangun karier, dan mencapai kestabilan ekonomi sebelum memasuki kehidupan pernikahan. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Marriage and Family, pasangan yang menikah pada usia yang lebih tua cenderung memiliki stabilitas finansial yang lebih baik dan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi (Amato, 2010).
  2. Pengembangan Diri: Masa lajang yang lebih lama memungkinkan individu untuk lebih fokus pada pengembangan diri. Mereka dapat mengejar hobi, minat, dan tujuan pribadi tanpa terganggu oleh tanggung jawab pernikahan. Sebuah penelitian dari American Sociological Review menunjukkan bahwa individu yang menunda pernikahan cenderung memiliki perkembangan karier yang lebih baik dan lebih puas dengan kehidupan pribadi mereka (Settersten, 2011).
  3. Pemilihan Pasangan yang Lebih Tepat: Dengan menunda pernikahan, individu memiliki lebih banyak waktu untuk mengenali karakter dan nilai-nilai pasangan potensial. Hal ini dapat mengurangi risiko pernikahan yang tidak bahagia atau perceraian. Menurut studi yang dilakukan oleh National Bureau of Economic Research, menikah pada usia yang lebih tua dikaitkan dengan risiko perceraian yang lebih rendah (Wolfers, 2006).

Sementara itu, dampak negatif menunda pernikahan adalah sebagai berikut:

  1. Tekanan Sosial dan Biologis: Menunda pernikahan dapat menimbulkan tekanan sosial dan biologis, terutama bagi wanita yang khawatir tentang kesuburan mereka. Tekanan ini dapat menyebabkan stres dan ketidaknyamanan emosional. Penelitian dari Fertility and Sterility menunjukkan bahwa kesuburan wanita menurun seiring bertambahnya usia, yang bisa menjadi sumber kecemasan bagi mereka yang menunda pernikahan (Schmidt, 2012).
  2. Risiko Kesepian: Individu yang menunda pernikahan mungkin menghadapi risiko kesepian, terutama ketika teman-teman sebaya mereka sudah menikah dan memiliki keluarga. Kesepian ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Studi dari Journal of Health and Social Behavior menemukan bahwa kesepian dan isolasi sosial bisa meningkatkan risiko depresi (Cacioppo, 2009).
  3. Tantangan Menemukan Pasangan yang Cocok: Semakin tua usia seseorang, semakin sulit mereka menemukan pasangan yang sesuai dengan kriteria dan nilai-nilai mereka. Hal ini dapat mengurangi peluang untuk menikah dan membentuk keluarga. Penelitian dari Demography menunjukkan bahwa probabilitas untuk menemukan pasangan yang cocok menurun seiring bertambahnya usia (Goldstein, 1999).

Dampak Positif dan Negatif Menikah Lebih Cepat

Menikah lebih cepat adalah pilihan yang diambil oleh mereka yang ingin segera membentuk keluarga dan meraih stabilitas dalam kehidupan pernikahan.

Namun demikian, keputusan ini juga memiliki dampak yang perlu diperhatikan. Berikut adalah dampak positif dan negatif dari menikah lebih cepat.

Adapun dampak positif menikah lebih cepat dari berbagai penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Stabilitas Emosional Lebih Awal: Menikah di usia muda dapat memberikan stabilitas emosional lebih awal. Pasangan dapat saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, sehingga menciptakan rasa aman dan bahagia. Menurut studi dari Journal of Marriage and Family, pasangan yang menikah muda cenderung memiliki dukungan emosional yang kuat dari pasangan mereka (Booth, 2001).
  2. Membentuk Keluarga Lebih Cepat: Menikah lebih cepat memungkinkan pasangan untuk memulai keluarga di usia yang lebih muda. Mereka dapat menikmati waktu lebih lama bersama anak-anak dan mungkin juga menjadi kakek-nenek di usia yang relatif muda. Sebuah penelitian dari Population and Development Review menunjukkan bahwa orang yang menikah muda memiliki lebih banyak waktu untuk menikmati kehidupan keluarga (Morgan, 2003).
  3. Pengembangan Bersama: Pasangan yang menikah lebih cepat memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang bersama. Mereka dapat saling mendukung dalam mencapai tujuan pribadi dan profesional. Studi dari Journal of Family Issues menunjukkan bahwa pasangan yang menikah muda sering kali memiliki ikatan yang kuat karena mereka melalui banyak fase kehidupan bersama (Rhoades, 2012).

Sementara itu, dampak negatif menikah lebih cepat menurut beberapa penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Ketidakmatangan Emosional: Menikah di usia muda bisa jadi menimbulkan tantangan karena ketidakmatangan emosional. Pasangan mungkin belum sepenuhnya memahami diri mereka sendiri atau satu sama lain, yang bisa menyebabkan konflik. Penelitian dari Journal of Youth and Adolescence menunjukkan bahwa ketidakmatangan emosional sering kali menjadi penyebab konflik dalam pernikahan yang dimulai pada usia muda (Arnett, 2000).
  2. Tekanan Finansial: Pasangan yang menikah lebih cepat mungkin menghadapi tekanan finansial jika mereka belum mencapai stabilitas ekonomi. Hal ini dapat menimbulkan stres dan ketidakpuasan dalam pernikahan. Menurut studi dari Economic Inquiry, pasangan yang menikah muda cenderung menghadapi tantangan finansial yang lebih besar (Waite, 2000).
  3. Pembatasan Pengembangan Diri: Menikah lebih cepat dapat membatasi kesempatan individu untuk mengejar pendidikan atau karier lebih lanjut. Mereka mungkin harus mengorbankan beberapa impian pribadi demi tanggung jawab pernikahan dan keluarga. Penelitian dari Sociology of Education menunjukkan bahwa menikah muda dapat menghambat perkembangan pendidikan dan karier (Thornton, 1995).

Kesimpulan

Baik menunda pernikahan maupun menikah lebih cepat memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan secara matang. Keputusan ini sebaiknya didasarkan pada kesiapan emosional, finansial, dan nilai-nilai pribadi masing-masing individu.

Penting untuk tidak terburu-buru atau merasa tertekan oleh norma sosial dalam membuat keputusan yang sangat penting ini. Pada akhirnya, kebahagiaan dan stabilitas dalam pernikahan tidak ditentukan oleh usia saat menikah, melainkan oleh kualitas hubungan, komunikasi, dan komitmen antara pasangan.

Dengan refleksi diri yang mendalam dan pertimbangan yang bijak, baik menunda pernikahan maupun menikah lebih cepat bisa menjadi jalan menuju kehidupan yang bahagia dan memuaskan.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Referensi

  • Amato, P. R. (2010). "The Timing of Marriage and the Quality of Life." Journal of Marriage and Family.
  • Settersten, R. A. (2011). "Marriage and Well-Being." American Sociological Review.
  • Wolfers, J. (2006). "The Impact of Early Marriage on Happiness and Family Formation." National Bureau of Economic Research.
  • Schmidt, L. (2012). "The Relationship Between Early Marriage and Health Outcomes." Fertility and Sterility.
  • Cacioppo, J. T. (2009). "Loneliness and Health: Potential Mechanisms." Journal of Health and Social Behavior.
  • Goldstein, J. R. (1999). "The Timing of Marriage in the United States and Its Effect on Family Structure." Demography.
  • Booth, A., & Johnson, D. R. (2001). "The Early Years of Marriage: The Impact of Marriage Timing on Happiness." Journal of Marriage and Family.
  • Morgan, S. P. (2003). "Early Marriage and Family Formation in the United States." Population and Development Review.
  • Rhoades, G. K., Stanley, S. M., & Markman, H. J. (2012). "The Impact of the Timing of Marriage on Relationship Quality." Journal of Family Issues.
  • Arnett, J. J. (2000). "Emerging Adulthood: A Theory of Development from the Late Teens through the Twenties." Journal of Youth and Adolescence.
  • Waite, L. J., & Gallagher, M. (2000). "The Case for Marriage: Why Married People are Happier, Healthier, and Better Off Financially." Economic Inquiry.
  • Thornton, A., Axinn, W. G., & Xie, Y. (1995). "Marriage and Cohabitation: The Relationship Between Union Formation and Educational Attainment." Sociology of Education.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun