Menikah lebih cepat adalah pilihan yang diambil oleh mereka yang ingin segera membentuk keluarga dan meraih stabilitas dalam kehidupan pernikahan.
Namun demikian, keputusan ini juga memiliki dampak yang perlu diperhatikan. Berikut adalah dampak positif dan negatif dari menikah lebih cepat.
Adapun dampak positif menikah lebih cepat dari berbagai penelitian adalah sebagai berikut:
- Stabilitas Emosional Lebih Awal:Â Menikah di usia muda dapat memberikan stabilitas emosional lebih awal. Pasangan dapat saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, sehingga menciptakan rasa aman dan bahagia. Menurut studi dari Journal of Marriage and Family, pasangan yang menikah muda cenderung memiliki dukungan emosional yang kuat dari pasangan mereka (Booth, 2001).
- Membentuk Keluarga Lebih Cepat:Â Menikah lebih cepat memungkinkan pasangan untuk memulai keluarga di usia yang lebih muda. Mereka dapat menikmati waktu lebih lama bersama anak-anak dan mungkin juga menjadi kakek-nenek di usia yang relatif muda. Sebuah penelitian dari Population and Development Review menunjukkan bahwa orang yang menikah muda memiliki lebih banyak waktu untuk menikmati kehidupan keluarga (Morgan, 2003).
- Pengembangan Bersama: Pasangan yang menikah lebih cepat memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang bersama. Mereka dapat saling mendukung dalam mencapai tujuan pribadi dan profesional. Studi dari Journal of Family Issues menunjukkan bahwa pasangan yang menikah muda sering kali memiliki ikatan yang kuat karena mereka melalui banyak fase kehidupan bersama (Rhoades, 2012).
Sementara itu, dampak negatif menikah lebih cepat menurut beberapa penelitian adalah sebagai berikut:
- Ketidakmatangan Emosional:Â Menikah di usia muda bisa jadi menimbulkan tantangan karena ketidakmatangan emosional. Pasangan mungkin belum sepenuhnya memahami diri mereka sendiri atau satu sama lain, yang bisa menyebabkan konflik. Penelitian dari Journal of Youth and Adolescence menunjukkan bahwa ketidakmatangan emosional sering kali menjadi penyebab konflik dalam pernikahan yang dimulai pada usia muda (Arnett, 2000).
- Tekanan Finansial:Â Pasangan yang menikah lebih cepat mungkin menghadapi tekanan finansial jika mereka belum mencapai stabilitas ekonomi. Hal ini dapat menimbulkan stres dan ketidakpuasan dalam pernikahan. Menurut studi dari Economic Inquiry, pasangan yang menikah muda cenderung menghadapi tantangan finansial yang lebih besar (Waite, 2000).
- Pembatasan Pengembangan Diri:Â Menikah lebih cepat dapat membatasi kesempatan individu untuk mengejar pendidikan atau karier lebih lanjut. Mereka mungkin harus mengorbankan beberapa impian pribadi demi tanggung jawab pernikahan dan keluarga. Penelitian dari Sociology of Education menunjukkan bahwa menikah muda dapat menghambat perkembangan pendidikan dan karier (Thornton, 1995).
Kesimpulan
Baik menunda pernikahan maupun menikah lebih cepat memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan secara matang. Keputusan ini sebaiknya didasarkan pada kesiapan emosional, finansial, dan nilai-nilai pribadi masing-masing individu.
Penting untuk tidak terburu-buru atau merasa tertekan oleh norma sosial dalam membuat keputusan yang sangat penting ini. Pada akhirnya, kebahagiaan dan stabilitas dalam pernikahan tidak ditentukan oleh usia saat menikah, melainkan oleh kualitas hubungan, komunikasi, dan komitmen antara pasangan.
Dengan refleksi diri yang mendalam dan pertimbangan yang bijak, baik menunda pernikahan maupun menikah lebih cepat bisa menjadi jalan menuju kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Referensi
- Amato, P. R. (2010). "The Timing of Marriage and the Quality of Life." Journal of Marriage and Family.
- Settersten, R. A. (2011). "Marriage and Well-Being." American Sociological Review.
- Wolfers, J. (2006). "The Impact of Early Marriage on Happiness and Family Formation." National Bureau of Economic Research.
- Schmidt, L. (2012). "The Relationship Between Early Marriage and Health Outcomes." Fertility and Sterility.
- Cacioppo, J. T. (2009). "Loneliness and Health: Potential Mechanisms." Journal of Health and Social Behavior.
- Goldstein, J. R. (1999). "The Timing of Marriage in the United States and Its Effect on Family Structure." Demography.
- Booth, A., & Johnson, D. R. (2001). "The Early Years of Marriage: The Impact of Marriage Timing on Happiness." Journal of Marriage and Family.
- Morgan, S. P. (2003). "Early Marriage and Family Formation in the United States." Population and Development Review.
- Rhoades, G. K., Stanley, S. M., & Markman, H. J. (2012). "The Impact of the Timing of Marriage on Relationship Quality." Journal of Family Issues.
- Arnett, J. J. (2000). "Emerging Adulthood: A Theory of Development from the Late Teens through the Twenties." Journal of Youth and Adolescence.
- Waite, L. J., & Gallagher, M. (2000). "The Case for Marriage: Why Married People are Happier, Healthier, and Better Off Financially." Economic Inquiry.
- Thornton, A., Axinn, W. G., & Xie, Y. (1995). "Marriage and Cohabitation: The Relationship Between Union Formation and Educational Attainment." Sociology of Education.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H