Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Merangkul Kecerdasan Buatan Generatif (GenAI) dalam Risiko Kredit

10 Juli 2024   11:47 Diperbarui: 10 Juli 2024   11:49 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi Merza Gamal

Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi Merza Gamal & riskmanagement.com
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi Merza Gamal & riskmanagement.com

Tantangan dalam Penerapan GenAI

Para eksekutif mengakui bahwa meningkatkan penerapan GenAI dalam risiko kredit akan menjadi sebuah tantangan. Hambatan utama yang diidentifikasi meliputi risiko dan tata kelola, dengan kategori risiko seperti gangguan keadilan dalam algoritme, pelanggaran IP, pelanggaran privasi, pembuatan konten berbahaya, ancaman keamanan, masalah kinerja dan penjelasan, serta risiko penggunaan data kepemilikan dari pihak ketiga.

Selain itu, kekurangan kemampuan GenAI di dalam organisasi, kesulitan dalam menentukan kasus penggunaan yang tepat, dan kurangnya dukungan organisasi yang formal dan terkoordinasi juga menjadi tantangan signifikan.

Banyak lembaga keuangan belum membentuk pusat keunggulan (CoE) untuk mengelola kasus penggunaan GenAI dan memulai program mereka dengan cara yang terdesentralisasi.

Penerapan GenAI dalam Risiko Kredit di Indonesia

Di Indonesia, penerapan GenAI dalam risiko kredit masih berada pada tahap awal. Beberapa bank besar dan lembaga keuangan telah mulai mengeksplorasi teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi operasional dan akurasi analisis kredit. Fokus utama adalah pada analisis data besar dan tidak terstruktur, serta otomasi proses pengambilan keputusan kredit.

Namun, tantangan yang dihadapi mencakup kualitas data dan infrastruktur teknologi, risiko tata kelola dan kepatuhan, serta kesenjangan keterampilan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) telah mulai mendukung adopsi teknologi AI dalam sektor keuangan dengan mendorong inovasi dan kolaborasi antara lembaga keuangan dan perusahaan teknologi.

Perusahaan fintech juga memainkan peran penting dalam mendorong adopsi GenAI di Indonesia. Fintech menggunakan AI untuk menawarkan layanan pinjaman berbasis digital dengan proses penilaian kredit yang lebih cepat dan akurat, mempengaruhi lembaga keuangan tradisional untuk mengadopsi teknologi serupa.

Penutup

Penerapan GenAI dalam risiko kredit menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan pengambilan keputusan di sektor keuangan.

Meskipun masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kualitas data, infrastruktur teknologi, dan keterampilan sumber daya manusia, dukungan regulasi dan inovasi dari sektor fintech diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi ini di Indonesia.

Dengan langkah yang tepat, GenAI dapat membantu lembaga keuangan mengelola risiko kredit dengan lebih efektif dan memberikan manfaat yang signifikan bagi industri keuangan secara keseluruhan.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun