Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Persamaan Antara Startup Teknologi dan K-pop: Studi Kasus Hybe

1 Juli 2024   06:48 Diperbarui: 1 Juli 2024   07:02 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi untuk Mengatasi Ketidakpastian

Menghadapi ketidakpastian ketika BTS, yang merupakan sumber pendapatan utama, sedang tidak aktif, Hybe perlu mengembangkan berbagai strategi untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan.

Diversifikasi, kolaborasi global, inovasi digital, dan penguatan merek menjadi pilar utama dalam upaya Hybe untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada.

  1. Diversifikasi Portofolio Artis: Hybe mengakuisisi berbagai perusahaan dan membina artis-artis lain untuk mengurangi ketergantungan pada BTS.
  2. Kolaborasi Global: Menggunakan koneksi internasional melalui akuisisi Ithaca Holdings untuk memperluas jangkauan K-pop secara global.
  3. Inovasi Digital: Menghadirkan konten dan pengalaman digital yang inovatif seperti konser virtual untuk tetap menjaga hubungan dengan penggemar selama masa jeda BTS.
  4. Penguatan Merek: Mengembangkan Hybe sebagai entitas hiburan global yang kuat dan serbaguna.

Meskipun menghadapi tantangan, prospek industri K-pop tetap cerah. Diperkirakan pendapatan langsung untuk perusahaan K-pop mencapai sekitar $5 miliar pada tahun 2023, dengan pasar yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.

Hybe, dengan strategi diversifikasi dan ekspansi globalnya, berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan pertumbuhan ini.

Kesimpulan

Hybe dan BTS telah menunjukkan bahwa industri K-pop memiliki banyak kesamaan dengan dunia startup teknologi. Inovasi, kreativitas, strategi M&A, dan penggunaan teknologi canggih adalah elemen-elemen yang menghubungkan kedua industri ini.

Hybe terus beradaptasi dan berinovasi untuk mempertahankan posisinya di pasar global yang kompetitif. Ketika BTS kembali, Hybe diharapkan akan menjadi lebih kuat dan siap untuk memanfaatkan momentum baru dengan kehadiran mereka.

Dengan memahami kesamaan ini, kita bisa melihat bahwa kesuksesan di kedua industri ini tidak hanya bergantung pada satu faktor, tetapi pada kombinasi strategi bisnis yang cerdas, inovasi berkelanjutan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.

Penulis: Merza Gamal (Advisor dan Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun