Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pandangan Millennial dan Gen Z terhadap Kaum Pelangi di Tempat Kerja

19 Juni 2024   19:45 Diperbarui: 19 Juni 2024   19:50 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
File Merza Gamal, sumber data: McKinsey & Company

Isu-isu terkait dengan hak-hak Kaum Pelangi telah menjadi pusat perhatian dalam masyarakat kontemporer, terutama bagi generasi Millennial dan Gen Z.

Dua generasi ini membawa pandangan yang berbeda tentang inklusivitas, kesetaraan, dan penerimaan terhadap keberagaman seksual dan gender.

Generasi Millennial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, telah tumbuh dalam periode di mana kesadaran akan isu-isu Kaum Pelangi mulai meningkat secara signifikan. Banyak dari mereka telah menjadi pelopor dalam memperjuangkan hak-hak Kaum Pelangi dan mendorong inklusivitas di berbagai bidang, termasuk di tempat kerja.

Pandangan mereka cenderung lebih liberal dan mendukung hak-hak Kaum Pelangi, sering kali mengadvokasi untuk kebebasan individu dalam mengekspresikan identitas mereka tanpa takut diskriminasi.

Generasi Millennial memiliki pengalaman langsung dengan perubahan signifikan dalam perlakuan terhadap Kaum Pelangi dalam masyarakat dan di tempat kerja. Banyak dari mereka telah menyaksikan perjuangan komunitas Pelangi untuk mendapatkan pengakuan dan perlindungan hukum yang setara. Sebagian besar Millennial telah mendukung perubahan sosial yang mempromosikan kesetaraan dan keberagaman, termasuk hak-hak Kaum Pelangi.

Di sisi lain, Generasi Z, yang lahir setelah tahun 1996, telah tumbuh dalam era di mana isu-isu Kaum Pelangi menjadi lebih terbuka dan diterima secara luas dalam budaya populer. Mereka telah tumbuh dengan akses mudah ke informasi dan media sosial yang memungkinkan mereka untuk terlibat dalam diskusi tentang inklusivitas dan hak-hak Kaum Pelangi.

Meskipun demikian, tidak semua anggota Gen Z memiliki pandangan yang sama. Beberapa mungkin lebih konservatif dalam keyakinan mereka, sementara yang lain lebih progresif.

Generasi Z merupakan kelompok yang sangat terhubung dengan teknologi dan media sosial. Mereka menggunakan platform ini untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap kesetaraan dan inklusivitas, serta untuk memperjuangkan hak-hak Kaum Pelangi. Namun, di antara anggota Gen Z juga ada mereka yang mungkin masih menghadapi tekanan sosial atau konflik internal terkait dengan pandangan mereka tentang Kaum Pelangi.

Tren meningkatnya identifikasi sebagai Kaum Pelangi di kalangan Generasi Z mencerminkan perubahan budaya dan sosial yang signifikan dalam masyarakat Amerika Serikat. Menurut survei Gallup, angka ini mencapai 22 persen, jauh di atas generasi sebelumnya. Ini menandakan pergeseran dalam pandangan dan penerimaan terhadap keberagaman seksualitas dan gender, terutama di antara generasi muda.

File Merza Gamal, sumber data: McKinsey & Company
File Merza Gamal, sumber data: McKinsey & Company

Faktor-faktor seperti penerimaan sosial yang lebih besar, representasi Kaum Pelangi yang lebih banyak di media dan platform sosial, serta akses yang lebih mudah terhadap informasi dan komunitas, semuanya telah berkontribusi terhadap peningkatan ini.

Generasi Z dikenal karena keterbukaan mereka terhadap identitas gender dan seksualitas, serta semangat mereka dalam menantang norma-norma gender tradisional.

Jika tren ini terus berlanjut, kita mungkin akan melihat peningkatan lebih lanjut dalam identifikasi Kaum Pelangi di antara Generasi Z di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun