Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pentingnya Manajemen Harga Selama Masa Disinflasi

17 Mei 2024   09:31 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:40 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Ketika inflasi mulai mereda, dunia usaha dihadapkan pada tantangan baru dalam mengelola harga. Meskipun penurunan inflasi tampak seperti kabar baik, kenyataannya adalah bahwa perusahaan tidak boleh lengah dalam manajemen harga.

Dalam artikel "How to Navigate Pricing During Disinflationary Times" yang ditulis oleh Boudewijn Driedonks, Tjark Freundt, dan rekan penulis, mereka menekankan bahwa pada masa disinflasi ini, perusahaan harus memperkuat strategi penetapan harga mereka untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi yang ada. (Silahkan baca artikel lengkap di sini)

Sementara, dalam tulisan sederhana saya ini akan menjelaskan mengapa manajemen harga tetap penting selama masa disinflasi dan bagaimana teknologi serta analitik dapat membantu perusahaan mengoptimalkan strategi penetapan harga mereka.

Disinflasi (disinflation) adalah istilah ekonomi yang merujuk pada penurunan laju inflasi, atau dengan kata lain, penurunan tingkat kenaikan harga-harga barang dan jasa dalam perekonomian. Penting untuk dicatat bahwa disinflasi tidak berarti harga-harga turun (itu adalah deflasi), tetapi laju kenaikannya berkurang.

Disinflasi terjadi ketika tingkat inflasi menurun dari periode sebelumnya. Misalnya, jika tingkat inflasi turun dari 5% menjadi 3%, itu disebut disinflasi. Disinflasi sering dilihat sebagai tanda bahwa kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral berhasil dalam mengendalikan inflasi. Kebijakan seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi jumlah uang beredar dapat membantu menurunkan laju inflasi.

Disinflasi berbeda dari deflasi. Disinflasi adalah penurunan laju kenaikan harga, sementara deflasi adalah penurunan harga secara absolut. Deflasi bisa lebih berbahaya bagi perekonomian karena dapat menyebabkan penurunan permintaan konsumen, pengangguran yang lebih tinggi, dan stagnasi ekonomi.

Disinflasi dapat memiliki berbagai dampak ekonomi. Di satu sisi, dapat meningkatkan daya beli konsumen karena harga barang dan jasa tidak naik secepat sebelumnya. Di sisi lain, jika terlalu cepat atau tidak diantisipasi, disinflasi bisa mengindikasikan masalah dalam ekonomi, seperti penurunan permintaan agregat atau kebijakan moneter yang terlalu ketat.

Contoh disinflasi adalah suatu negara mengalami inflasi sebesar 6% pada tahun 2023, lalu inflasi tersebut turun menjadi 4% pada kwartal pertama tahun 2024 Penurunan Tingkat inflasi itu disebut disinflasi. Harga barang dan jasa masih meningkat, tetapi dengan laju yang lebih lambat.

Dengan pemahaman tentang disinflasi ini, kita bisa lebih menghargai pentingnya manajemen harga dan kebijakan ekonomi yang tepat dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas ekonomi.

Mengapa Manajemen Harga Tetap Penting?

Selama masa disinflasi, menurunnya tekanan inflasi dapat membuat perusahaan tergoda untuk melonggarkan kontrol harga. Namun, mengabaikan manajemen harga yang ketat dapat berdampak buruk pada margin keuntungan.

Ketika harga jual cenderung turun, biaya produksi mungkin tidak mengikuti penurunan yang sama cepatnya, sehingga perusahaan bisa menghadapi tantangan dalam menjaga margin keuntungan. Oleh karena itu, penetapan harga yang strategis menjadi sangat penting.

Perubahan dalam permintaan konsumen juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Konsumen yang lebih sensitif terhadap harga selama masa disinflasi mungkin mengharapkan penurunan harga yang signifikan.

Perusahaan harus berhati-hati agar tidak menurunkan harga secara berlebihan yang bisa mengurangi persepsi nilai produk atau jasa mereka. Menemukan keseimbangan yang tepat antara penyesuaian harga dan mempertahankan nilai produk adalah kunci untuk tetap kompetitif di pasar.

Selain itu, manajemen harga yang efektif selama disinflasi mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi siklus ekonomi berikutnya. Dengan memperkuat kemampuan penetapan harga, perusahaan akan lebih siap menghadapi kenaikan inflasi di masa depan atau perubahan kondisi ekonomi lainnya. Ini termasuk memiliki sistem pemantauan dan analisis harga yang kuat serta tim yang terlatih dalam strategi penetapan harga.

Strategi untuk Meningkatkan Manajemen Harga

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, perusahaan harus mengadopsi strategi-strategi yang lebih canggih dan berbasis data. Salah satu langkah pertama adalah melakukan analisis data yang mendalam.

Memahami tren pasar dan perilaku konsumen melalui analitik data dapat membantu perusahaan memprediksi permintaan, mengidentifikasi elastisitas harga, dan menyesuaikan strategi harga berdasarkan perubahan kondisi pasar. Alat analitik canggih dan pemodelan prediktif dapat digunakan untuk membuat keputusan harga yang lebih tepat dan akurat.

Penetapan harga berbasis nilai juga merupakan pendekatan yang efektif. Alih-alih hanya mempertimbangkan biaya produksi, perusahaan harus fokus pada nilai yang dirasakan oleh konsumen. Penetapan harga berbasis nilai mempertimbangkan apa yang pelanggan bersedia bayar berdasarkan manfaat dan kualitas produk atau layanan.

Misalnya, dengan menawarkan bundling (penggabungan produk) atau fitur tambahan yang meningkatkan nilai tanpa harus menurunkan harga dasar.

Segmentasi pasar yang tepat juga sangat penting. Setiap segmen pasar memiliki sensitivitas harga yang berbeda, sehingga penyesuaian harga yang spesifik untuk setiap segmen dapat mengoptimalkan pendapatan.

Misalnya, produk premium dapat dikenakan harga lebih tinggi di segmen pasar tertentu yang kurang sensitif terhadap harga.

Pemberdayaan Teknologi dalam Manajemen Harga

Teknologi memainkan peran penting dalam manajemen harga yang efektif. Penggunaan AI (Artificial Intelligence) untuk penetapan harga memungkinkan perusahaan untuk menganalisis sejumlah besar data dengan cepat dan mengidentifikasi tren serta pola permintaan.

AI dapat membantu dalam prediksi permintaan, penetapan harga dinamis, dan personalisasi harga. Dengan mengotomatisasi proses penetapan harga, perusahaan dapat mengurangi kesalahan manusia, meningkatkan kecepatan, dan memperbarui harga dengan lebih cepat dan sering.

Alat analitik canggih juga memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang pasar dan kinerja harga. Menggunakan alat ini, perusahaan dapat mengukur elastisitas harga, memonitor kompetisi, dan mengidentifikasi peluang margin. Integrasi sistem penjualan dan harga juga penting untuk membantu tim penjualan menjalankan strategi harga dengan konsisten dan meningkatkan efisiensi.

Pelatihan dan pengembangan tim penjualan dengan teknologi adalah investasi yang penting. Dengan pelatihan yang memadai, tim penjualan dapat memanfaatkan alat-alat baru dengan efektif, termasuk pelatihan AI dan analitik serta pengembangan keterampilan digital.

Platform manajemen margin yang didukung teknologi juga dapat membantu perusahaan mengelola dan memantau margin keuntungan secara real-time, memberikan wawasan mendalam, dan mengoptimalkan penjualan serta margin secara bersamaan.

Kasus Studi: Menggunakan Analitik untuk Memperbaiki Strategi Penetapan Harga

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana analitik dapat digunakan untuk memperbaiki strategi penetapan harga, mari kita lihat kasus sebuah perusahaan distribusi perangkat keras di Eropa.

Perusahaan tersebut, yang sudah beroperasi dengan margin tipis karena biaya tetap gudang dan tenaga kerja yang tinggi, menghadapi tantangan berat pascapandemi ketika inflasi menyebabkan permintaan anjlok sebesar 25% pada tahun 2023.

Praktik penetapan harga mereka saat itu berdasarkan biaya ditambah target margin, ternyata tidak mencerminkan biaya bisnis yang sebenarnya. Biaya dibedakan berdasarkan saluran dan tingkat layanan yang diberikan kepada pelanggan.

Perusahaan memutuskan untuk mengadopsi pendekatan berbasis data dan mendirikan pusat keunggulan analitik untuk mengelola pertumbuhan dan margin. Mereka mempekerjakan ilmuwan data, menetapkan kasus penggunaan, dan menyiapkan analisis lintas penjualan generatif serta mikrosegmentasi harga berbasis AI.

Model kolaborasi berbasis data dibuat secara lintas fungsi antara tim penjualan dan tim manajemen vendor, yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang lebih dinamis dengan vendor dan pelanggan. Hasilnya, ketika permintaan pulih, perwakilan penjualan menggunakan analitik untuk memperluas volume dan margin.

Perusahaan berhasil memperoleh pangsa pasar dan meningkatkan margin dengan signifikan, mencatat peningkatan laba kotor lebih dari 100% dalam satu tahun.

Kesimpulan

Pendekatan berbasis data dan teknologi canggih dalam strategi penetapan harga sangat penting selama masa disinflasi. Manajemen harga yang efektif tidak hanya membantu perusahaan bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit tetapi juga membuka peluang pertumbuhan yang signifikan.

Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat menjaga margin keuntungan, mengelola persepsi nilai konsumen, dan mempersiapkan diri untuk siklus harga berikutnya. Investasi dalam analitik dan teknologi, serta pengembangan tim penjualan, adalah kunci untuk sukses jangka panjang di tengah ketidakpastian ekonomi.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun