Anies Baswedan, seorang mantan akademisi dan mantan Gubernur Jakarta, menawarkan pendekatan yang berbeda dalam pemilihan ini. Dikenal karena fokusnya pada keberlanjutan lingkungan, Anies berjanji untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menargetkan rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 5,5%-6,5%.
Anies juga berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja 'ramah lingkungan' dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Anies juga menjanjikan insentif untuk proyek energi terbarukan dan mengenakan pajak karbon untuk mendukung pembangunan energi terbarukan. Selain itu, dia berencana untuk memperluas akses pasar global bagi petani kelapa sawit dan memperkuat perjanjian perdagangan bebas.
Ganjar Pranowo: Melanjutkan Program Jokowi yang Fokus pada Kesejahteraan Sosial
Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah dan anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), menawarkan pendekatan yang berfokus pada kelanjutan program Jokowi serta kesejahteraan sosial.
Ganjar berjanji untuk melanjutkan program pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 7% dan menciptakan 17 juta lapangan kerja baru. Ganjar juga berkomitmen untuk mempercepat pembangunan ibu kota baru, meningkatkan anggaran pertahanan, dan memperluas kesejahteraan sosial untuk mencakup lebih banyak keluarga. Selain itu, dia akan memperkuat badan antikorupsi nasional dan memperkuat komitmen Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Bagaimana Pemenangnya Ditentukan?
Dalam pemilihan presiden Indonesia, pemenangnya ditentukan oleh kandidat yang memperoleh lebih dari 50% suara. Namun, jika tidak ada kandidat yang mencapai ambang batas ini, maka pemilihan putaran kedua akan diadakan antara dua kandidat teratas pada bulan Juni. Ini adalah tahap krusial dalam proses demokrasi di Indonesia, di mana pemilih memiliki kesempatan untuk secara langsung memilih pemimpin mereka.
Apa Saja Permasalahan Utamanya?
Pemilihan presiden Indonesia tidak hanya tentang perebutan kekuasaan politik, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan politik yang lebih luas di negara tersebut. Salah satu permasalahan utama yang menjadi sorotan adalah peran dinasti politik dan kekuatan demokrasi.
Ada kegelisahan di kalangan masyarakat sipil terkait upaya pemeliharaan pengaruh politik oleh Presiden Joko Widodo, terutama melalui pencalonan putranya, Gibran, sebagai wakil presiden setelah perubahan kriteria kelayakan oleh pengadilan yang dipimpin oleh saudara iparnya.
Selain itu, pemilih muda juga menjadi fokus penting dalam pemilihan ini. Dengan lebih dari separuh jumlah pemilih tahun ini berasal dari kalangan muda, kampanye media sosial telah menjadi arena yang penting dalam menjangkau dan memengaruhi pemilih muda. Isu-isu seperti kesejahteraan dan ketenagakerjaan menjadi perhatian utama bagi kaum muda, namun belum ada diskusi yang menyeluruh mengenai program yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi demografi ini.
Para kandidat telah menggunakan platform media sosial untuk mencapai pemilih muda, namun seringkali menggunakan tipu muslihat politik dalam upaya mereka, meninggalkan kekhawatiran akan kekurangan tanggapan yang konkret terhadap isu-isu yang dihadapi oleh generasi mendatang.
Dengan pemilih muda yang menjadi faktor penentu, dan kekhawatiran akan peran dinasti politik yang mempengaruhi dinamika demokrasi, pemilihan presiden Indonesia 2024 menandai sebuah peristiwa penting dalam sejarah politik negara tersebut. Dengan demikian, keputusan yang diambil oleh para pemilih pada tanggal 14 Februari tidak hanya akan mempengaruhi masa depan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, tetapi juga akan mencerminkan arah demokrasi dan partisipasi politik di negara tersebut.