Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Taubat Ekologis: Panggilan Bersama untuk Menjaga Bumi Ciptaan Allah

22 Januari 2024   20:06 Diperbarui: 26 Januari 2024   17:19 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laudato Si menyatakan perlunya pertobatan ekologis. Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk memperbaiki hubungan dengan alam dan menyadari dampak dari pola hidup yang tidak berkelanjutan. Ini mencakup pengurangan polusi, pelestarian sumber daya alam, dan perubahan perilaku konsumtif.

Ensiklik ini juga mengajak untuk menciptakan keselarasan dengan alam dan antar sesama manusia. Paus Fransiskus menekankan pentingnya menjaga ekosistem dan memperjuangkan keadilan sosial sebagai bagian dari tanggung jawab spiritual dan moral.

Laudato Si menyoroti bahwa umat Nasrani memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga lingkungan. Paus Fransiskus menegaskan bahwa keberlanjutan adalah wujud cinta kasih terhadap Tuhan dan sesama manusia.

Taubat Ekologis dari Sudut Pandang Islam dan Nasrani

Baik Surah Ar-Rum ayat 41 maupun Ensiklik Laudato Si memberikan landasan agama bagi pemeluk Islam dan Nasrani untuk menjaga dan menghormati lingkungan. Kedua perspektif ini menyerukan taubat ekologis sebagai bentuk tanggung jawab khalifah manusia dan ketidaksetiaan terhadap tugas melindungi dan menjaga ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, melalui pemahaman ini, diharapkan umat Islam dan Nasrani dapat bersama-sama menjalankan ajaran agama dalam upaya menjaga keberlanjutan dan harmoni dengan alam.

Taubat ekologis, bukan hanya sekadar perubahan batin, tetapi juga melibatkan tindakan konkret. Pertobatan ekologis harus dimulai dari aspek etika, dengan pematuhan terhadap aturan, menghindari perilaku ugal-ugalan, serta menjunjung tinggi etika lingkungan dan etika pembangunan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dalam perspektif Islam, taubat ekologis melibatkan perubahan batin yang mendalam, keterlibatan aktif dalam memperbaiki hubungan dengan seluruh ciptaan, dan sikap kerendahan hati. Dari perspektif Nasrani, taubat ekologis mengajak untuk memperbaiki hubungan dengan ciptaan Tuhan.

Penutup: Mewujudkan Taubat Ekologis untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan

Mendengar panggilan untuk taubat ekologis tidak hanya membawa kita pada pemahaman akan nilai-nilai agama, tetapi juga membuka pintu bagi perubahan bersama dalam menjaga ciptaan Allah.

Dalam kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, taubat ekologis menjadi sebuah panggilan penting untuk memastikan keberlanjutan dan keharmonisan dengan alam.

Taubat ekologis bukanlah tanggung jawab satu kelompok atau satu komunitas, melainkan sebuah perjalanan bersama seluruh umat manusia. Di Indonesia, di mana keanekaragaman hayati dan sumber daya alam menjadi kekayaan yang perlu dilestarikan, setiap langkah kecil dalam pertobatan ekologis memiliki dampak besar bagi masa depan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dengan merespons panggilan ini, kita tidak hanya melibatkan diri dalam sebuah kewajiban agama, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga lingkungan demi keberlanjutan negara tercinta Indonesia. Mari bersatu dalam taubat ekologis, membangun kesadaran kolektif, dan menerapkan perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun