Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Taubat Ekologis: Panggilan Bersama untuk Menjaga Bumi Ciptaan Allah

22 Januari 2024   20:06 Diperbarui: 26 Januari 2024   17:19 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks perjalanan menuju pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia, debat Cawapres pada Ahad malam, 21 Januari 2024, memunculkan sorotan terkait isu lingkungan. Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, menyuarakan pentingnya taubat ekologis sebagai respons terhadap bencana ekologis yang semakin meluas.

Dalam pernyataannya, Cak Imin merujuk pada dua ajaran agama besar di Indonesia, Islam dan Nasrani, yang memberikan perspektif dan panggilan untuk menjaga ciptaan Allah.

Rujukan Al-Quran: Surah Ar-Rum Ayat 41

Surah Ar-Rum ayat 41 adalah salah satu ayat dalam Al-Quran yang memberikan pandangan Islam terkait lingkungan dan tanggung jawab manusia terhadap ciptaan Allah.

Surah Ar-Rum (Surah ke-30) adalah salah satu surah dalam Al-Quran yang membahas tentang kemenangan dan kekalahan umat manusia. Ayat 41 terletak di bagian surah yang menekankan atas tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Ayat 41 Surah Ar-Rum menyoroti dampak negatif perbuatan manusia terhadap lingkungan. Menurut tafsir, kerusakan di darat dan laut disebutkan sebagai konsekuensi langsung dari tindakan manusia yang tidak bijak dalam menjaga alam. Ayat ini menciptakan kesadaran akan tanggung jawab khalifah (pemimpin) manusia untuk memelihara bumi sebagai anugerah Allah.

Dalam konteks taubat ekologis, ayat ini menjadi panggilan untuk introspeksi dan perubahan perilaku. Umat Islam diingatkan untuk melakukan taubat ekologis dengan cara menjaga dan mengelola alam dengan bijak. Tanggung jawab sebagai khalifah bumi menuntut kesadaran akan dampak setiap tindakan terhadap lingkungan dan keberlanjutan ciptaan Allah.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Perspektif Nasrani: Ensiklik Laudato Si oleh Paus Fransiskus

Ensiklik Laudato Si, yang ditulis oleh Paus Fransiskus, merupakan kumpulan ajaran Gereja Katolik terkait lingkungan dan keberlanjutan.

Laudato Si dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015 dan merupakan dokumen yang membahas isu-isu lingkungan dari sudut pandang Katolik. Judul ensiklik ini diambil dari doa Santo Fransiskus, "Laudato Si, mi' Signore" (Diberkatilah Engkau, ya Tuhan), yang menekankan kesatuan dan penghargaan terhadap seluruh ciptaan Tuhan.

Paus Fransiskus menekankan bahwa kerusakan lingkungan adalah hasil dari dosa manusia dan disebutkan sebagai "dosakah kami terhadap rumah bersama kita." Dalam perspektif Nasrani, manusia dipandang sebagai pelindung dan penjaga ciptaan Tuhan, sehingga tindakan merusak alam dianggap sebagai ketidaksetiaan terhadap tugas ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun