Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyusuri Dimensi Subyektif Waktu: Antara Keterikatan yang Pudar dan Loncatan Digitalisasi

16 Januari 2024   20:08 Diperbarui: 16 Januari 2024   21:49 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Menit adalah hasil kreasi manusia, tampak alami karena kita telah terbiasa berpikir dalam kerangka waktu ini sebagai bagian dari budaya kita.

Dan sebagai buatan manusia, pemisahan non-nyata ini bersifat analitis, suatu perbedaan buatan manusia. Dalam konteks ini, satuan waktu bukanlah perbedaan nyata; mereka murni mental dan buatan manusia.

Dalam mendekati pemahaman waktu, kita perlu memahami bahwa entitas abstrak dan analitis yang kita hasilkan dengan pikiran kita memiliki kualitas yang tidak dapat diubah.

Meskipun bersifat non-manusia dari perspektif sifat mereka, mereka hampir tidak sewenang-wenang secara sosial. Objek pikiran murni ini menjadi bagian dari realitas sosial yang diciptakan manusia dan, seiring waktu, dianggap sebagai sesuatu yang alami.

Meskipun mungkin hanya merupakan bagian sosial dari lingkungan kita, kita tidak menyadarinya sebagai anak kecil. Kebanyakan orang dewasa bahkan tidak dapat memahami pemisahan yang rumit ini.

Objek pikiran ini, ciptaan mental manusia yang dibuat oleh manusia namun terasa biasa, menjadi dialami sebagai sesuatu yang bukan manusia. Oleh karena itu, mereka mendapatkan sifat abadi dan dianggap nyata oleh masyarakat. Hanya karena manusia menciptakan sesuatu bukan berarti itu tidak nyata.

Fakta bahwa sesuatu itu diciptakan oleh masyarakat manusia menjadikannya nyata dalam realitas sosialnya. Realitas ini sangat berbeda dari realitas alam, tetapi kita sering menyamarkan perbedaan ini, khususnya dalam konteks waktu terukur, dengan menyajikannya seolah-olah itu adalah waktu yang objektif.

Objektivitas ini adalah pandangan yang sempit. Perasaan waktu yang langsung dan dinamis kita, yang tergantung pada suasana hati dan perbedaan interpersonal, disebut sebagai "subyektif," sementara waktu terukur dianggap sebagai waktu yang lebih "objektif."

Namun, untuk mendapatkan pengetahuan sistematis yang objektif, kita perlu memahami bahwa waktu subjektif dan waktu objektif adalah dua dimensi yang berbeda yang membentuk pengalaman waktu manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun