Menit adalah hasil kreasi manusia, tampak alami karena kita telah terbiasa berpikir dalam kerangka waktu ini sebagai bagian dari budaya kita.
Dan sebagai buatan manusia, pemisahan non-nyata ini bersifat analitis, suatu perbedaan buatan manusia. Dalam konteks ini, satuan waktu bukanlah perbedaan nyata; mereka murni mental dan buatan manusia.
Dalam mendekati pemahaman waktu, kita perlu memahami bahwa entitas abstrak dan analitis yang kita hasilkan dengan pikiran kita memiliki kualitas yang tidak dapat diubah.
Meskipun bersifat non-manusia dari perspektif sifat mereka, mereka hampir tidak sewenang-wenang secara sosial. Objek pikiran murni ini menjadi bagian dari realitas sosial yang diciptakan manusia dan, seiring waktu, dianggap sebagai sesuatu yang alami.
Meskipun mungkin hanya merupakan bagian sosial dari lingkungan kita, kita tidak menyadarinya sebagai anak kecil. Kebanyakan orang dewasa bahkan tidak dapat memahami pemisahan yang rumit ini.
Objek pikiran ini, ciptaan mental manusia yang dibuat oleh manusia namun terasa biasa, menjadi dialami sebagai sesuatu yang bukan manusia. Oleh karena itu, mereka mendapatkan sifat abadi dan dianggap nyata oleh masyarakat. Hanya karena manusia menciptakan sesuatu bukan berarti itu tidak nyata.
Fakta bahwa sesuatu itu diciptakan oleh masyarakat manusia menjadikannya nyata dalam realitas sosialnya. Realitas ini sangat berbeda dari realitas alam, tetapi kita sering menyamarkan perbedaan ini, khususnya dalam konteks waktu terukur, dengan menyajikannya seolah-olah itu adalah waktu yang objektif.
Objektivitas ini adalah pandangan yang sempit. Perasaan waktu yang langsung dan dinamis kita, yang tergantung pada suasana hati dan perbedaan interpersonal, disebut sebagai "subyektif," sementara waktu terukur dianggap sebagai waktu yang lebih "objektif."
Namun, untuk mendapatkan pengetahuan sistematis yang objektif, kita perlu memahami bahwa waktu subjektif dan waktu objektif adalah dua dimensi yang berbeda yang membentuk pengalaman waktu manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H