Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Serial Aktivitas Ekonomi Syariah: Bekerja dan Bisnis Merupakan Kehormatan Diri

8 Desember 2023   08:50 Diperbarui: 8 Desember 2023   08:53 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para sahabat Rasulullah SAW menjadi contoh nyata dengan berdagang melalui darat dan laut dengan tekun dan ulet. Mereka bekerja dan berusaha sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.

Beberapa ayat dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa Allah menjamin rezeki bagi setiap individu, tetapi rezeki itu hanya diperoleh melalui usaha dan kerja. Islam mendorong etos kerja tinggi dan mengajak umatnya untuk bertebaran di muka bumi dan mencari karunia Allah setelah menunaikan shalat.

Rasulullah SAW juga memberikan motivasi dalam berbisnis dengan menyatakan bahwa pedagang yang lurus dan jujur akan tinggal bersama para nabi, siddiqin, dan syuhada. Hadits lain menyebutkan bahwa makanan terbaik adalah hasil usaha tangan sendiri.

Islam memberikan solusi ketika peluang pekerjaan di tempat asal tertutup dengan menganjurkan merantau (hijrah) untuk memperbaiki kondisi kehidupan. Bumi Allah luas, dan rezeki-Nya tidak terbatas di suatu tempat.

Hadits Rasulullah SAW juga menghargai orang yang meninggal dalam perantauan dengan memberikan pahala sebanding dengan jarak antara tempat kelahiran dan tempat kematiannya.

Islam menentang peminta-mintaan (mengemis) dan tidak membolehkan kaum penganggur dan pemalas menerima sedekah. Sebaliknya, mereka didorong untuk bekerja dan mencari rezeki yang halal. Hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa meminta-minta harta seperti mengemis bara api, dan lebih baik seseorang mengumpulkan harta sendiri.

Menurut Ibnu Qayyim, tindakan mengemis menciptakan ketidakadilan terhadap tauhid dan keikhlasan.

Ajaran Islam memberikan peringatan keras terhadap tindakan mengemis, menyatakan bahwa mengemis kepada sesama manusia adalah tindakan zalim terhadap Sang Pencipta, hak tempat meminta, dan hak pengemis itu sendiri. Tindakan mengemis diartikan sebagai tindakan zalim terhadap Rabbul'alamin, karena mengharap, menghinakan diri, dan tunduk kepada selain Allah.

Mengemis dianggap meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya dan berlaku zalim terhadap tauhid dan keikhlasan. Orang yang mengemis menjual kesabaran, ketawakalan, dan melalaikan upaya untuk mencegah diri dari mengemis.

Dengan demikian, ajaran Islam secara konsisten memotivasi umatnya untuk bekerja, berusaha, dan mencari rezeki dengan etika dan keberkahan, sehingga mencapai kemakmuran dunia dan akhirat.

Kontradiksi Antara Idealisme dan Realita

Islam tidak mengatasi kemiskinan dengan memberikan bantuan materi untuk kebutuhan sesaat, melainkan dengan melibatkan orang miskin secara aktif dalam mengatasi kesulitannya.

Islam melarang mengemis jika seseorang memiliki sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan peluang kerja. Ajaran Islam mendorong orang untuk bekerja sesuai dengan kepribadian, kemampuan, dan kondisi lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun