Menggugah Keterlibatan Pekerja dan Masa Depan Berkelanjutan
Di era yang semakin terfokus pada kesadaran lingkungan dan keberlanjutan, pertanyaan yang mungkin muncul adalah, ketika seseorang menerima tawaran pekerjaan, apa yang seharusnya menjadi pertimbangannya?
Layanan kesehatan yang disponsori perusahaan, tunjangan liburan yang menggiurkan, atau keseimbangan kerja yang sehat?
Semua itu sangat penting. Namun, apa jika tidak ada tujuan lingkungan yang jelas di tempat kerja? Mungkin saatnya untuk mempertimbangkan ulang pilihan Anda.
Seperti yang diamati, konsumen Generasi Z yang sadar lingkungan seringkali membuat keputusan pembelian berdasarkan klaim lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) suatu merek.
Tidak hanya sebagai konsumen, Generasi Z juga menerapkan prinsip-prinsip ini dalam pemilihan pekerjaan mereka. Ini menghasilkan apa yang sekarang kita kenal sebagai "climate quitters."
Climate Quitters: Mengambil Tindakan Berani
Apa itu "climate quitters"? Istilah ini mengacu pada pekerja yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan mereka atau menolak tawaran pekerjaan karena merasa bahwa perusahaan yang bersangkutan tidak memenuhi standar ESG yang diharapkan.
Baca juga: Realitas Wanita Pekerja Generasi ZClimate Quitters adalah pionir yang dengan berani memilih integritas lingkungan dan sosial di atas keuntungan finansial. Dalam dunia yang semakin terhubung dan terinformasi, para climate quitters adalah pahlawan modern yang menyuarakan perubahan melalui tindakan nyata.
Sebuah survei pada tahun 2022 terhadap 2.000 pekerja kantoran di Inggris menemukan bahwa setidaknya setengah dari pekerja berusia 18 hingga 24 tahun akan mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan karena kebijakan net-zero yang diterapkan perusahaan, dibandingkan dengan sekitar sepertiga pekerja di semua kelompok usia.