Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Angkatan Kerja Generasi Z dan Penghentian Perubahan Iklim

7 November 2023   20:22 Diperbarui: 7 November 2023   20:34 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi tersebut bukan hanya gejala sosial semata; ini adalah tanda bahwa Generasi Z menganggap isu-isu ESG sebagai faktor kunci dalam pengambilan keputusan mereka.

Peluang dan Tantangan untuk Bisnis

Hal tersebut di atas mungkin merupakan kabar yang tidak menyenangkan bagi perusahaan yang mengabaikan isu ESG. Namun, ada peluang bagi bisnis yang siap mengikuti tren keberlanjutan.

Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa kebijakan ESG yang kuat dalam organisasi dapat berdampak positif pada retensi karyawan. Karyawan yang merasa bahwa pekerjaan mereka berkontribusi pada tujuan ESG perusahaan mungkin lebih cenderung untuk tetap setia dan berkomitmen terhadap organisasi tersebut.

Untuk menjaga keterlibatan karyawan Generasi Z yang berwawasan lingkungan, perusahaan dapat mempertimbangkan kebijakan-kebijakan ESG yang menandakan komitmen mereka, baik secara internal maupun eksternal.

Salah satu contohnya adalah mengaitkan hasil-hasil LST (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) dengan kompensasi eksekutif. Ini memberikan insentif langsung kepada pemimpin perusahaan untuk berkomitmen pada isu-isu ini.

Selain itu, perusahaan juga dapat membantu karyawan menjadi lebih ramah lingkungan dengan menawarkan sumber daya dan pelatihan yang relevan. Ini termasuk program pelatihan tentang pengurangan limbah, penggunaan energi yang efisien, atau cara lain untuk berkontribusi pada keberlanjutan.

Dengan memberikan alat-alat ini kepada karyawan, perusahaan tidak hanya membangun keterlibatan, tetapi juga membantu mengubah karyawan menjadi agen perubahan positif dalam isu-isu lingkungan.

Selain itu, modifikasi ruang kerja fisik untuk menjadi lebih ramah lingkungan juga dapat menjadi pesan kuat tentang komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Ini bisa mencakup pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, penggunaan energi yang efisien, dan mengintegrasikan unsur-unsur alam dalam desain kantor.

Ruang kerja yang ramah lingkungan tidak hanya memengaruhi karyawan secara langsung tetapi juga dapat menginspirasi tindakan positif di luar pekerjaan.

Peduli tentang Kesehatan Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun