Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apakah Gen Z di Seluruh Dunia Ingin Pensiun Dini?

3 November 2023   13:19 Diperbarui: 3 November 2023   13:22 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Generasi Z, yang merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 dan awal 2010-an, memiliki pandangan yang berbeda tentang masa pensiun dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka memiliki keinginan untuk pensiun lebih awal, dan pandangan ini memunculkan pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana tren ini sedang berubah.

Tren Pensiun Dini Gen Z

Generasi Z di Amerika, yang seringkali menjadi pemimpin dalam tren global, rata-rata menyatakan keinginan untuk pensiun lebih awal daripada yang diharapkan oleh generasi sebelumnya.

Beberapa survei menunjukkan bahwa hal ini bisa berarti pensiun sebelum mencapai usia 65 tahun. Beberapa bahkan memproyeksikan angka ini sebelum usia 61 tahun. Bahkan lebih menarik, lebih dari separuh dari Generasi Z yang disurvei menyatakan kesetiaan mereka pada gerakan FIRE (Financial Independence, Retire Early), yang berarti mencapai kemandirian finansial dan pensiun dini.

Tren ini mencerminkan keinginan mereka untuk mengakhiri karier mereka lebih awal daripada yang diharapkan oleh generasi sebelumnya, seperti Millennial, Gen X, dan Baby Boomer.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keinginan Pensiun Dini Gen Z

Apa yang mendasari keinginan Generasi Z untuk pensiun dini atau mencapai kemandirian finansial lebih awal? Beberapa faktor mungkin menjelaskan tren ini:

  • Keseimbangan Kehidupan dan Pekerjaan: Generasi Z mungkin lebih menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mereka ingin memiliki waktu untuk mengejar minat, hobi, dan petualangan pribadi.
  • Akses ke Informasi dan Pendidikan Finansial: Mereka telah tumbuh dalam era internet, di mana informasi finansial lebih mudah diakses. Generasi Z memiliki kesempatan untuk mempelajari investasi, manajemen keuangan, dan strategi pensiun dini secara online.
  • Kesadaran tentang Beban Utang: Generasi Z menyadari betapa beratnya beban utang, termasuk utang pendidikan. Mereka ingin membebaskan diri dari utang lebih cepat dan memiliki kontrol lebih besar atas keuangan mereka.
  • Minat pada Gaya Hidup Sederhana: Konsep FIRE sering kali mencakup gaya hidup yang lebih sederhana dan hemat, yang sesuai dengan nilai-nilai keberlanjutan dan ramah lingkungan yang dipegang oleh Generasi Z.
  • Kesadaran tentang Perubahan Ekonomi: Generasi Z menyadari bahwa dunia pekerjaan dan ekonomi terus berubah. Mereka ingin mengamankan masa depan finansial mereka dengan cara yang berbeda.

Gen Z di Indonesia dan Tren Pensiun Dini

Tidak hanya di Amerika, keinginan untuk pensiun dini atau mencapai kemandirian finansial lebih awal juga merayap ke dalam pikiran Generasi Z di Indonesia.

Penelitian dari Manulife Investment Management menemukan bahwa 55 persen masyarakat Indonesia merasa percaya diri bahwa mereka akan mencapai tujuan pensiun mereka. Bahkan lebih menarik, tingkat kepercayaan ini merupakan yang tertinggi di antara wilayah Asia lainnya yang disurvei, termasuk Hong Kong, Malaysia, dan Taiwan. Rata-rata Asia sebesar 41 persen, jadi Indonesia berada di atas rata-rata.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa alasan di balik tingkat kepercayaan yang tinggi ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa masyarakat Indonesia mulai menyisihkan dana untuk masa pensiun pada usia yang relatif lebih muda, yaitu pada usia 31 tahun, dibandingkan dengan negara lainnya di Asia yang memulainya pada usia 32 tahun. Masyarakat Indonesia bahkan bercita-cita untuk pensiun pada usia 55, tiga tahun sebelum usia pensiun resmi.

Menariknya, generasi yang lebih muda, seperti Gen Z di Indonesia, sudah mulai menyisihkan dana untuk masa pensiun pada usia yang lebih dini, yakni pada usia 21 tahun. Ini berarti bahwa generasi muda telah mengadopsi praktik keuangan yang bijaksana lebih awal dalam hidup mereka.

Sebaliknya, generasi yang lebih tua memulai perencanaan pensiun jauh lebih lambat, seperti yang terjadi pada Gen X pada usia 36 tahun dan Baby Boomer pada usia 42 tahun. Ini mungkin juga menjelaskan mengapa generasi yang lebih muda memiliki keyakinan yang tinggi dalam mencapai tujuan pensiun mereka.

Tren ini di Indonesia mencerminkan bagaimana Gen Z di berbagai negara termotivasi untuk mencapai kemandirian finansial lebih awal dan merencanakan masa pensiun mereka dengan bijaksana.

Meskipun situasi ekonomi dan budaya Indonesia berbeda dari negara lain, pemahaman dan pandangan positif tentang pensiun dini tetap menjadi fokus generasi yang lebih muda, yang ingin memiliki kontrol lebih besar atas keuangan dan masa depan mereka.

Kesimpulan

Dengan perbedaan budaya dan ekonomi yang ada, Gen Z di Indonesia juga memiliki dorongan kuat untuk mencapai kemandirian finansial lebih awal dan merencanakan masa pensiun yang berbeda.

Mereka mulai menyisihkan dana untuk pensiun pada usia yang relatif lebih muda dan memiliki keyakinan yang tinggi dalam mencapai tujuan pensiun mereka.

Semua ini mencerminkan perubahan dalam pandangan tentang karier, kehidupan, dan kesejahteraan, yang semakin mendominasi pemikiran generasi yang lebih muda di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun