Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hanya Ada Satu Bumi, dan Bumi Itu Harus Mempunyai Ruang Bagi Kita Semua!

1 November 2023   19:57 Diperbarui: 1 November 2023   20:15 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Mengatasi Tantangan Aksesibilitas dan Inklusi dalam Era Pandemi

Pandemi COVID-19 telah mengubah dunia kita secara mendalam, mengungkapkan tantangan baru yang berkaitan dengan aksesibilitas dan inklusi.

Saat kita mempertimbangkan perjuangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, penting untuk merenungkan kata-kata yang kuat dari Linamara Battistella, seorang profesional medis yang telah mendedikasikan lebih dari tiga dekade dalam upaya mempromosikan aksesibilitas, inklusi, dan hak-hak penyandang disabilitas di Brasil dan sekitarnya.

Linamara adalah seorang profesor kedokteran fisik dan rehabilitasi di Fakultas Kedokteran Universitas So Paulo, serta seorang guru, peneliti, dan koordinator kelompok kerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berfokus pada peningkatan akses layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas.

Pandemi telah memaksa kita untuk menghadapi berbagai tantangan yang sebelumnya tidak pernah kita hadapi. Salah satu tantangannya adalah keterbatasan akses fisik.

Penutupan fasilitas umum, pembatasan pergerakan, dan aturan jarak sosial telah membuat akses ke tempat-tempat umum menjadi lebih sulit bagi penyandang disabilitas. Mereka yang bergantung pada dukungan fisik atau asisten untuk kegiatan sehari-hari mungkin merasa lebih terbatas dalam mobilitas mereka.

Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan telah menjadi semakin sulit selama pandemi. Gangguan dalam penyediaan layanan kesehatan dan penundaan perawatan medis telah menjadi tantangan serius bagi penyandang disabilitas, terutama bagi mereka dengan kondisi kesehatan yang rentan.

Isolasi sosial juga telah meningkat selama pandemi. Pembatasan interaksi sosial dan mobilitas yang terbatas telah membuat individu, termasuk penyandang disabilitas, merasa terisolasi dan kesepian. Ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka.

Namun, dalam pandemi ini, kita juga telah menyadari potensi yang ada dalam dunia digital. Aksesibilitas digital telah menjadi kunci untuk mempertahankan koneksi sosial dan akses ke layanan. Meskipun masih ada tantangan dalam hal aksesibilitas digital, seperti situs web dan platform yang belum ramah disabilitas, ini tetap merupakan langkah positif menuju inklusi.

Linamara Battistella menggarisbawahi pentingnya pengembangan kerangka hukum yang mendukung aksesibilitas. Ini mencakup regulasi yang mendorong dunia usaha untuk mematuhi aksesibilitas, seperti insentif fiskal bagi perusahaan yang mematuhi dan sanksi bagi yang tidak mematuhi.

Pandemi telah memaksa kita untuk melanggar paradigma lama. Sebelumnya, kita mungkin berpikir bahwa aksesibilitas hanya berkaitan dengan kendala fisik. Namun, sekarang kita telah menyadari bahwa kita dapat lebih dekat satu sama lain melalui cara yang berbeda, melalui dunia digital.

Kondisi tersebut merupakan transformasi yang memungkinkan kita untuk menjadi lebih inklusif dan memanfaatkan potensi individu, tanpa memandang disabilitas.

Dalam perjalanan ini, kerjasama antara individu, dunia usaha, dan pemerintah menjadi sangat penting. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang inklusif. Kita perlu berbagi kekhawatiran, memberikan masukan, dan mendukung upaya bersama.

Sebagaimana Linamara Battistella, seorang pionir dalam upaya mempromosikan aksesibilitas dan inklusi, telah mengatakan, "Hanya ada satu bumi, dan bumi itu harus mempunyai ruang bagi kita semua." Pandemi COVID-19 telah menjadi ujian yang melibatkan seluruh dunia, memaksa kita untuk merenungkan cara kita berinteraksi dengan bumi dan sesama kita.

Dalam menghadapi tantangan baru yang muncul selama pandemi, kita telah menemukan kekuatan dalam transformasi digital, kerjasama yang kuat, dan perubahan paradigma. Meskipun pandemi telah membawa banyak tantangan, kita telah menyadari bahwa inklusi adalah kunci untuk mengatasi perubahan dan menghadapi masa depan.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kita semua harus bekerja bersama untuk memastikan bahwa tidak ada yang ditinggalkan, bahwa semua individu, termasuk penyandang disabilitas, memiliki ruang dan kesempatan yang sama.

Aksesibilitas adalah hak yang harus diakui, dan inklusi adalah tujuan yang harus diperjuangkan bersama.

Saat kita bergerak maju, mari kita menggabungkan pelajaran dari pandemi ini, memanfaatkan teknologi untuk menciptakan ruang yang lebih inklusif, dan terus bekerja untuk memastikan bahwa kata-kata Linamara Battistella tetap menjadi pedoman kita: "Hanya ada satu dunia, dan itu harus mempunyai ruang bagi kita semua."

Dalam dunia yang semakin terhubung dan diwarnai oleh keragaman, mari kita bersama-sama berjuang untuk menciptakan masyarakat yang benar-benar inklusif, di mana hak, potensi, dan kebahagiaan setiap individu dihormati dan diwujudkan. Kita membutuhkan semua orang, dan bersama, kita dapat membangun dunia yang lebih baik untuk kita semua.

Referensi: Percakapan tentang Kesehatan dari McKinsey Health Institute (MHI) melalui Podcast antara Linamara yang diwawancara oleh Marcus Frank, duta besar MHI di Brasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun