Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis di Kompasiana Miskin Reward, Tetapi Mengangenkan

23 Oktober 2023   10:02 Diperbarui: 23 Oktober 2023   10:24 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Kekecewaan Kompasianer tersebut karena apa yang disebut dengan validasi Google Analytics (Unique views) tersebut sangat tidak transparan. Jadi bisa saja kita menulis dengan aktif dan banyak viewer, tetapi bisa jadi kita tidak mendapatkan K-Reward tersebut. Sebaliknya, Kompasianer yang menulis ala kadarnya dan terpantau memiliki viewer lebih sedikit dari kita, justru mendapat K-Reward yang besar.

Selain masalah K-Reward, ada hal yang membuat sebagian Kompasianer, termasuk saya, merasa frustrasi dengan kurangnya responsivitas dan komunikasi yang memadai dari pihak administrasi. Komentar, umpan balik, pertanyaan, dan permintaan Kompasianer seringkali tidak direspon dengan baik atau bahkan tidak direspons sama sekali.

Kompasianer aktif merasa bahwa saluran komunikasi yang mudah dijangkau dan interaksi yang aktif dengan admin sangat penting dalam menjaga semangat untuk terus berkontribusi dan membaca.

Demikian pula, sebagian Kompasianer merasa bahwa penilaian konten yang dilakukan oleh admin tidak selalu adil dan lebih didasarkan pada siapa penulisnya daripada substansi tulisan itu sendiri.

Sebagai Kompasianer yang telah mengikuti Kompasiana sejak awal, saya berharap agar setiap kontributor diberikan kesempatan yang setara dan mendapatkan umpan balik yang konstruktif, sehingga semua Kompasianer dapat terus mengembangkan kemampuan menulis dan memberikan kontribusi yang berarti.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Sayangnya, kurangnya responsivitas, pilih kasih, dan kurangnya hubungan yang kuat dengan kontributor telah menyebabkan banyak Kompasianer meninggalkan Kompasiana. Mereka mencari tempat lain yang menawarkan pengalaman yang lebih baik dan menghargai kontributor dengan memberikan honor pasti, bukan hanya sekedar reward.

Walaupun saya secara pribadi menjadi Kompasianer tidak untuk mendapatkan honor atau penghasilan, saya hanya merasa sayang dan tidak ingin kehilangan komunitas yang berharga ini. Kami berharap Kompasiana dan Kompas Gramedia dapat melakukan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kondisi ini mumpung sedang memperingati 15 Tahun Kompasiana.

Para Kompasianer yang pergi menginginkan adanya hubungan yang lebih baik antara admin dan kontributor serta pembaca. Harapan mereka adalah agar admin Kompasiana dapat menjadi lebih responsif terhadap komentar, umpan balik, dan permintaan kami.

Dengan membangun saluran komunikasi yang mudah dijangkau dan memberikan respons yang baik, saya percaya bahwa hubungan ini dapat diperkuat dan komunitas Kompasianer dapat berkembang lebih baik lagi.

Dari awal, ketika saya mulai menulis di Kompasiana, niat saya tulus saja, yaitu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang pernah saya dapat untuk orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun