Rumah-rumah di Desa Sade sangat erat berdekatan, menciptakan jalan setapak yang hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki. Keunikan arsitektur ini memberikan nuansa tradisional yang kental dan menunjukkan bagaimana masyarakat Sade mempertahankan cara hidup mereka selama berabad-abad.Â
Rumah-rumah ini memiliki tiga tingkat yang unik: bagian depan untuk tidur kaum pria dan orang tua, bagian tengah yang berisi dapur, lumbung, dan tempat tidur perempuan, serta bagian ketiga yang digunakan untuk tempat melahirkan.
Tradisi Kawin Culik: Ritual Perkawinan yang Unik
Salah satu pengalaman yang paling menarik adalah belajar tentang tradisi kawin culik di masyarakat Desa Sade. Pemuda Sasak yang ingin menikah akan menculik calon mempelainya pada malam hari.Â
Hal tersebut mungkin terdengar tidak biasa, tetapi dalam konteks budaya suku Sasak, ini adalah tahap awal dalam proses pernikahan. Setelah aksi culik-menculik, mempelai pria membawa calon istrinya ke rumah kerabat. Kemudian, pembicaraan tentang pernikahan akan dilakukan oleh keluarga dari kedua mempelai keesokan harinya.
Salah satu aspek menarik dari pernikahan di Desa Sade adalah perbedaan dalam mas kawin tergantung pada apakah mempelai pria menikahi gadis dari desa yang sama atau dari daerah lain. Ini menciptakan keunikan budaya yang menggambarkan hubungan erat antara pernikahan dan tradisi.
Kain Tenun: Keindahan dan Keterampilan di Balik Karya Seni
Dalam perjalanan ini, saya juga mendalami keterampilan tenun yang telah menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Sade. Suku Sasak memiliki aturan adat yang mengatakan bahwa seorang perempuan Sasak tidak boleh menikah jika belum bisa menenun.Â
Ketrampilan menenun umumnya diajarkan kepada anak-anak perempuan pada usia muda, dan mereka menciptakan karya seni yang indah seperti kain songket, yang terbuat dari benang emas atau perak yang ditenun bersama dengan benang katun atau sutra.Â