Dalam perjalanan kehidupan, kita sering dihadapkan pada dua hal penting: keikhlasan dan kezaliman. Keikhlasan adalah sikap batin yang mendorong kita untuk bertindak tanpa motif atau kepentingan pribadi yang tersembunyi.
Ikhlas membantu kita melangkah demi langkah, mengatasi rintangan, melewati tantangan, dan mencapai tujuan kita. Namun, dalam kehidupan kita, seringkali kita juga berhadapan dengan kezaliman. Kezaliman bisa datang dalam berbagai bentuk, dari tindakan yang mengganggu perjalanan kita hingga tindakan yang kita saksikan terjadi pada orang lain.
Allah mengajarkan keikhlasan kepada kita melalui ajaran agama. Keikhlasan adalah landasan moral yang penting dalam menjalani kehidupan. Namun, Allah juga meminta kita untuk memerangi kezaliman. Bahkan, salah satu tingkat iman yang paling rendah adalah menentang kezaliman, bahkan jika hanya dalam hati.
Keikhlasan merupakan sikap batin yang mendorong seseorang untuk bertindak tanpa motif atau kepentingan pribadi yang tersembunyi. Ikhlas dalam menjalani perjalanan kehidupan dapat membantu mencapai kebahagiaan yang lebih tulus.
Sementara itu, kezaliman adalah tindakan atau perlakuan yang tidak adil dan merugikan orang lain. Dalam banyak agama, termasuk Islam, Allah mengajarkan umatnya untuk melawan dan menghindari kezaliman. Ini mencerminkan pentingnya keadilan dan perlindungan terhadap hak-hak individu.
Meskipun keikhlasan sangat dihargai, ada momen ketika seseorang harus bertindak melawan kezaliman. Ini mencerminkan nilai-nilai seperti keadilan, kebaikan, dan perlindungan terhadap sesama manusia. Seseorang bisa menjalankan kewajiban moralnya dengan cara yang ikhlas dan dengan niat baik.
Ketika seseorang mengkritik sistem yang mereka anggap zalim terhadap sebagian orang, kita tidak boleh dengan cepat menghakimi mereka sebagai tidak ikhlas.
Mungkin saja orang tersebut menjalani hidup dengan keikhlasan, namun mereka juga menjalankan kewajiban moral mereka terhadap Allah untuk memerangi kezaliman yang menimpa sesama makhluk-Nya.
Pesan yang perlu kita ingat adalah jangan terlalu cepat menghakimi orang lain dan merasa bahwa kita adalah yang paling ikhlas. Kita tidak dapat benar-benar mengukur keikhlasan orang lain, karena hanya Allah yang tahu isi hati mereka.