Kasih sayang orangtua adalah salah satu bentuk kasih sayang yang paling besar dalam hidup kita. Mereka dengan sabar dan penuh cinta berjuang untuk mendidik kita, memberikan yang terbaik untuk masa depan kita.
Kadang-kadang, kita mungkin merasa kurang bersyukur terhadap upaya mereka. Mari renungkan contoh konkret ini:
Seorang teman saya, sebut saja Marisa, selalu merasa terbebani oleh tuntutan-tuntutan sehari-hari. Dia lupa untuk berterima kasih kepada orangtuanya yang selalu ada untuknya, bahkan dalam situasi-situasi sulit.
Marisa menyadari kesalahannya saat suatu hari dia merenung di samping ayahnya yang sedang terbaring sakit. Air mata mengalir di pipinya saat dia memikirkan semua waktu yang telah dia habiskan untuk menuntut imbalan, sementara ayahnya selalu memberikan kasih sayang tanpa syarat.
Kadang-kadang, kita menuntut imbalan atas kebaikan-kebaikan yang kita lakukan, seolah-olah itu sebanding dengan keburukan-keburukan yang kita perbuat.
Rasa malu karena ulah kita, ketakutan dan kecemasan ketika kita berjauhan dari mereka, semua itu adalah bukti betapa besar kasih sayang mereka.
Namun, kita perlu menyadari bahwa kasih sayang Sang Pencipta kepada kita jauh lebih besar. Dia menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna, memberikan akal dan hati agar kita dapat berpikir tentang kebesaran-Nya dan merasakan kasih sayang-Nya.
Dia menciptakan bumi dan seisinya untuk kita, agar terhindar dari segala kekurangan hidup. Bahkan lebih dari itu, Dia memberi petunjuk kepada hamba-Nya, jalan yang lurus untuk kembali kepada-Nya, serta menjanjikan surga bagi siapa yang ridha terhadap ketentuan-Nya.
Kita tidak dapat menghitung waktu yang diperlukan untuk menuliskan tagihan-tagihan atas segala nikmat yang Dia berikan secara cuma-cuma.