Makam Raja Ali Haji, terletak di sebuah bangunan terpisah yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang ditebarkan oleh para peziarah. Pada bagian atas makam terdapat nisan prasasti yang menuliskan nama Raja Ali Haji dan angka 1808 - 1873, mewakili tahun kelahiran dan wafatnya.
Lokasi pemakaman merupakan tempat yang tenang dan penuh hikmah, tempat di mana kita dapat menghormati warisan sejarah dan sastra Melayu.
Kunjungan ke Makam Raja Ali Haji dan Pulau Penyengat bukan hanya tentang menghargai sejarah dan budaya Melayu, tetapi juga tentang memahami asal-usul Bahasa Indonesia. Raja Ali Haji adalah salah satu tokoh kunci dalam perjalanan panjang menuju pembentukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang menyatukan bangsa Indonesia.
Selain itu, Pulau Penyengat adalah destinasi wisata budaya yang mempesona dengan arsitektur Melayu tradisionalnya yang indah dan pemandangan alam yang menakjubkan. Ini adalah pengalaman yang mendalam bagi pecinta sejarah, budaya, dan sastra, serta bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang perjalanan intelektual yang membentuk bahasa nasional Indonesia.
Jadi, jika Anda adalah seorang pecinta sejarah, budaya, atau sastra, maka makam Raja Ali Haji dan Pulau Penyengat adalah tempat yang harus Anda sambangi. Ini adalah perjalanan yang akan membawa Anda lebih dekat ke akar budaya Melayu dan menghormati seorang pahlawan sastra yang sangat penting dalam sejarah Indonesia.
Menyelami Warisan Raja Ali Haji: Mengenang Gurindam Dua Belas
Perjalanan kami ke Pulau Penyengat dan berziarah ke Makam Raja Ali Haji telah membuka pintu bagi kami untuk memahami sejarah dan budaya Melayu yang begitu berharga.
Di tengah suara ombak yang tenang dan aroma bunga yang harum, kami merenungkan betapa pentingnya menjaga warisan budaya dan sastra yang telah ditinggalkan oleh tokoh besar seperti Raja Ali Haji.