Dalam era dinamis dan berubah seperti sekarang, pandangan tradisional tentang tempat kerja terus berevolusi. Pandemi Covid-19 telah membuka mata kita terhadap pentingnya fleksibilitas dalam cara kita bekerja.
Namun, fleksibilitas yang sejati bukan hanya tentang lokasi dan waktu kerja yang dapat disesuaikan, tetapi juga tentang menghormati keunikannya masing-masing individu. Inilah konsep pekerjaan yang benar-benar fleksibel: pekerjaan yang mampu "menyesuaikan" orang, bukan sebaliknya.
Fleksibilitas yang komprehensif bukan hanya soal bekerja dari rumah atau memilih jam kerja sendiri. Ini melibatkan pengakuan atas perbedaan individu, baik dalam hal kekuatan, preferensi, maupun kebutuhan.
Fleksibilitas mendorong keseimbangan yang sehat antara tanggung jawab profesional dan pribadi, menghasilkan kinerja yang lebih baik dan kesejahteraan yang lebih tinggi.
Penelitian terbaru dari Harvard Business telah membuktikan bahwa organisasi yang mendukung karyawan neurodivergen dan penyandang disabilitas memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan produktif.
Studi Harvard tersebut telah menggambarkan jalan yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam menawarkan fleksibilitas yang sejati.
Konsep ekuitas melibatkan memberikan kesempatan yang sesuai bagi setiap individu untuk mencapai kesuksesan. Ini berarti tidak hanya memberikan hak yang sama, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan individu dan memberikan alat yang sesuai dengan kekuatan masing-masing.
Sebagai contoh, memberikan tugas yang sesuai dengan kekuatan individu akan menciptakan lingkungan yang inklusif dan produktif.
Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan komunikasi terbuka dan rasa memiliki. Ketika karyawan tahu bahwa ide, pertanyaan, atau kekhawatiran mereka akan dihargai dan tidak akan menghadapi akibat, mereka cenderung lebih berpartisipasi dan berkolaborasi.