Perkembangan teknologi dan perubahan ekonomi telah mengubah lanskap tenaga kerja secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah pertumbuhan gig economy dan meningkatnya jumlah pekerja independen atau independent worker.
Generasi Z, yang merupakan kelompok orang yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, menjadi salah satu pendorong utama pergeseran ini.
Artikel ini akan menjelaskan apa itu gig economy dan pekerja independen, serta menggambarkan bagaimana tren ini mempengaruhi Generasi Z berdasarkan pengalaman dari lingkungan dekat penulis.
Definisi Gig Economy dan Independent Worker
Gig economy atau ekonomi pertunjukan, mengacu pada tenaga kerja orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan lepas dan sampingan.
Pekerja independen, atau independent worker, adalah individu yang bekerja secara mandiri dan tidak terikat oleh kontrak kerja jangka panjang dengan satu pemberi kerja tunggal.
Mereka dapat memiliki beragam pekerjaan dan peran, termasuk freelancer, pekerja kontrak, pengemudi rideshare, dan pengusaha.
Tren Peningkatan Pekerjaan Mandiri pada Generasi Z
Peningkatan jumlah pekerja independen di Amerika Serikat dan di banyak negara lainnya dapat dihubungkan dengan beberapa faktor.
Pertama, generasi Z tumbuh dengan teknologi dan merasa nyaman dengan platform digital, seperti platform ridesharing dan pengiriman makanan, yang memfasilitasi pekerjaan mandiri.
Kemudahan akses ke pasar online memungkinkan mereka untuk mengejar karier independen.
Pengalaman PribadiÂ
Pengalaman di lingkungan keluarga dan teman-teman saya (penulis) menunjukkan tren gig economy dan pekerja independent juga terjadi di Indonesia.
Anak saya, seorang anggota Generasi Z, yang telah bekerja di sebuah lembaga perencanaan pembangunan nasional, memutuskan untuk mundur setelah 2 tahun bekerja sebagai Pegawai Pemerintah untuk membangun bisnis bersama teman-temannya di bidang gig economy.
Pilihan untuk berjuang demi keberhasilan dalam pekerjaan mandiri lebih dipilih daripada duduk nyaman di kantor lembaga yang bergengsi.
Demikian pula, ponakan dan teman-teman sebaya dari anak penulis, setelah menyelesaikan kuliah, lebih memilih melanjutkan bisnis yang telah mereka bangun bersama teman-temannya daripada mencari pekerjaan tetap.
Mereka menemukan kepuasan dalam kemandirian dan fleksibilitas yang diberikan oleh pekerjaan mandiri.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan
Beberapa faktor yang mempengaruhi generasi Z untuk memilih pekerjaan mandiri termasuk penghargaan terhadap kemandirian, pengaruh teknologi, dan kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap di pasar kerja yang kompetitif.
Minat dalam mengejar minat pribadi dan passion dalam karier juga menjadi pendorong bagi banyak anggota Generasi Z untuk bergerak ke arah pekerjaan mandiri.
Dampak pada Pemberi Kerja
Perubahan ini juga memiliki dampak pada pemberi kerja. Perusahaan harus menyadari bahwa fleksibilitas dan otonomi adalah hal penting bagi Generasi Z dan dapat menjadi faktor menarik dalam menarik dan mempertahankan bakat berkualitas.
Pemberi kerja juga perlu mempertimbangkan bagaimana memberikan manfaat dan perlindungan kepada pekerja independen untuk memastikan kesejahteraan mereka.
Perkembangan gig economy dan meningkatnya jumlah pekerja independen telah menciptakan dinamika baru dalam dunia kerja, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z.
Semakin banyak dari Generasi Z (Genzie) yang memilih untuk mengambil jalur kemandirian dan berani mengejar impian mereka dengan membangun bisnis sendiri.
Kehadiran teknologi dan kemajuan digital telah membuka pintu bagi peluang baru, memberdayakan para pekerja muda untuk bekerja dari mana saja dan mengakses pasar global dengan mudah.
Generasi Z menampilkan semangat perjuangan untuk kesuksesan dan keberhasilan dalam pekerjaan mandiri. Mereka lebih memilih untuk "berdarah-darah" dan menghadapi tantangan daripada memilih jalan yang aman dan konvensional.
Fleksibilitas dan otonomi menjadi kunci penting dalam karier mereka, dan kepuasan kerja lebih sering diukur berdasarkan bagaimana mereka dapat mengejar minat dan passion pribadi.
Namun, pergeseran ini juga membutuhkan perhatian dari pemberi kerja dan perumusan kebijakan. Penting bagi perusahaan untuk memahami nilai-nilai dan preferensi generasi muda dalam mencari pekerjaan, serta memberikan lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pemberi kerja juga harus mempertimbangkan bagaimana memberikan manfaat dan perlindungan bagi pekerja independen, untuk memastikan kesejahteraan dan keamanan pekerjaan.
Sebagai generasi yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan, Generasi Z membawa semangat inovasi dan semangat perubahan dalam dunia kerja.
Fenomena gig economy menjadi cerminan dari semangat mereka untuk menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan dan kemandirian.
Dengan demikian, melihat semangat dan tekad yang dimiliki oleh generasi muda seperti Generasi Z dalam menghadapi tantangan pekerjaan mandiri. Perubahan ini adalah momentum yang menginspirasi bagi semua orang untuk menjalani karier mereka dengan keberanian dan percaya diri.
Dengan teknologi sebagai katalisator, masa depan pekerjaan tampak semakin menjanjikan bagi para pekerja independen, terutama bagi generasi muda yang membentuk dasar masyarakat yang maju dan inovatif.
Semoga artikel ini dapat menjadi sharing yang berharga bagi para pembaca dan bisa memahami lebih baik tentang fenomena gig economy dan pergeseran pekerjaan mandiri yang sedang terjadi, terutama di kalangan generasi muda.
Mari terus berinovasi dan belajar bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan penuh peluang.
Tetap semangat dan sukses selalu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H