Paduan Keberdayaan dari Strengths (Kekuatan) and Engagement (Keterlibatan) dalam Dunia Kerja
Pandemi telah mengubah lanskap dunia kerja, dan organisasi di seluruh dunia mencari cara untuk menciptakan budaya yang produktif dan memberdayakan.
Bagaimana kita dapat membantu karyawan menjadi versi terbaik diri mereka? Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan di mana orang-orang ingin tinggal dan memberikan yang terbaik?
Jawabannya terletak pada kombinasi yang kuat dari dua elemen utama: Kekuatan (Strengths) dan Keterlibatan (Engagement). Penelitian mendalam dari Gallup telah mengungkapkan bahwa ketika dua faktor ini bersatu, kinerja tinggi yang berkelanjutan dapat terwujud.
Mari kita bahas dulu tentang keterlibatan. Keterlibatan adalah ikatan emosional yang kuat antara karyawan dan perusahaan. Karyawan yang merasa dihargai, terlibat, dan dipahami cenderung memiliki kinerja yang jauh lebih baik.
Studi menunjukkan bahwa tim yang terlibat (engaged) mengalami tingkat ketidakhadiran 81% lebih rendah, cacat kualitas 41% lebih sedikit, dan turnover 43% lebih rendah dari karyawan yang tidak terlibat. Bukankah itu luar biasa?
Membangun budaya keterlibatan dimulai dari pendekatan yang personal. Setiap karyawan adalah individu dengan keunikannya sendiri, dan perusahaan harus memahami dan menghargai perbedaan tersebut.
Mendengarkan karyawan, memberikan pengakuan atas prestasi mereka, dan memastikan transparansi dalam pengambilan keputusan adalah kunci untuk meningkatkan keterlibatan.
Sementara itu, kekuatan merupakan pola alami pemikiran, perasaan, dan perilaku yang membantu karyawan menjadi versi terbaik diri mereka.
Identifikasi dan pemanfaatan kekuatan individu adalah inti dari membangun budaya yang kuat. Setiap karyawan memiliki kekuatan unik, dan tugas organisasi adalah membantu mereka mengenali dan memanfaatkannya.