Kita hidup melalui era tantangan dan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Krisis iklim, tantangan kesehatan global, dan perubahan nilai sosial menjungkirbalikkan prioritas individu. Globalisasi dan geopolitik menggeser lempeng tektonik dunia. Cara kita hidup dan bekerja terus-menerus diciptakan kembali oleh kemajuan teknologi dan munculnya generasi yang "terlahir digital".
Bagaimana seharusnya para pemimpin menavigasi momen ini? Seperti apa kepemimpinan di era di mana turbulensi dan gangguan adalah norma?
Kepemimpinan organisasi yang efektif di era baru yang berkembang membutuhkan kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, ketidakpastian, dan ambiguitas. Para pemimpin harus memiliki wawasan yang luas tentang dinamika global dan kepekaan terhadap perubahan nilai sosial yang terus berubah.
Pemimpin yang berhasil akan mampu membangun tim yang kuat dan kolaboratif, dengan fokus pada inklusivitas dan keragaman. Mereka harus mendorong keingintahuan, pemikiran kritis, dan inovasi, serta mempromosikan budaya organisasi yang berorientasi pada pembelajaran.
Kepemimpinan di era baru juga harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan mempercepat laju perubahan. Pemimpin harus memimpin dengan contoh, mengkomunikasikan tujuan dan visi secara jelas dan terbuka, dan memotivasi karyawan untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
Selain itu, para pemimpin harus memperhatikan isu-isu sosial dan lingkungan yang semakin penting bagi masyarakat dan lingkungan kita. Mereka harus bertanggung jawab atas dampak organisasi pada lingkungan dan masyarakat, dan memprioritaskan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial dalam setiap keputusan yang mereka buat.
Kepemimpinan organisasi di era baru yang berkembang harus memperhatikan perubahan dan ketidakpastian yang terjadi di seluruh dunia dan harus mampu menavigasi melalui tantangan dan peluang baru yang muncul. Para pemimpin harus menjadi pembelajar sepanjang hayat dan memiliki kemampuan untuk memimpin dengan inklusivitas, inovasi, dan tanggung jawab sosial.
Selama beberapa dekade sebelumnya, organisasi dirancang dan dikelola untuk lingkungan industri. Mereka diarahkan untuk menjaga stabilitas, skala, dan prediktabilitas dengan fokus pada memaksimalkan pendapatan bagi pemegang saham. Pemimpin tersebut kurang memperhatikan dampak yang lebih luas -seringkali hal tersebut  tidak disengaja- dari tindakan mereka. Namun, hal tersebut tidak berlaku lagi saat ini, banyak organisasi telah memutuskan bahwa pendekatan ini tidak sesuai dengan tantangan kompleks yang terjadi saat ini.  Kondisi tersebut, terutama, tidak sesuai dengan sejumlah tuntutan masyarakat yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan sekarang.
Perusahaan-perusahaan yang berhasil bertahan dan tumbuh subur selama masa-masa yang tidak stabil seperti sekarang harus mengadopsi pendekatan yang berbeda dari apa yang dilakukan sebelumnya. Mereka harus lebih terbuka dan responsif terhadap perubahan dan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat.
Perusahaan-perusahaan yang tumbuh subur saat ini harus memiliki kesadaran sosial dan lingkungan yang kuat, dan mengambil tindakan yang tepat dalam menanggapi isu-isu penting seperti perubahan iklim dan keberlanjutan. Mereka juga harus memiliki kepemimpinan yang tangguh dan berfokus pada membangun budaya kerja yang inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada pembelajaran.