Dalam prakteknya, Zero Waste dapat diterapkan dengan cara mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai atau tidak dapat didaur ulang, seperti plastik. Saat merancang baju Lebaran sendiri, kita dapat memilih bahan yang lebih ramah lingkungan seperti kain yang organik atau menggunakan kain dari penggunan lain sebelumnya. Misalnya, kain yang sebelumnya merupakan jarig atau sarung tenun tradisional dijadikan baju.
Dengan menerapkan konsep Zero Waste, kita dapat memperbaiki cara kita dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan semangat Ramadan, yaitu untuk hidup efektif dan efisien serta mengurangi pemborosan dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, dengan merancang sendiri baju lebaran, maka baju tersebut juga lebih berkesan dan bernilai daripada baju yang dibeli di toko. Semoga inspirasi ini dapat memotivasi banyak orang untuk mencoba merancang dan membuat baju Lebaran sendiri.
Dengan demikian, merancang baju Lebaran sendiri bersama keluarga dapat menjadi alternatif yang menarik dan bermakna dalam menjalankan Ramadan dan merayakan Idul Fitri. Tidak hanya dapat mengurangi pemborosan dan mendorong kita untuk hidup lebih efektif dan efisien, konsep Zero Waste yang diaplikasikan dalam merancang baju Lebaran juga dapat membantu kita untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam.
Dalam menerapkan konsep Zero Waste, kita juga dapat mempraktikkan ajaran Islam dalam menjaga lingkungan, menghargai sumber daya alam, serta hidup lebih sederhana dan tawadhu. Semoga artikel ini dapat menjadi inspirasi bagi para Kompasianer dan seluruh pembaca untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan cara yang lebih bermakna dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H