Tanggal 8 Maret merupakan Hari Perempuan Internasional (International Women's Day) yang ditetapkan oleh PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) sejak tahun 1975. Sejarah Hari Perempuan Internasional berawal dari peristiwa pada tahun 1908, dimana sebanyak 15.000 wanita di New York City mengajukan tiga tuntutan, yakni upah kerja yang lebih baik, hak untuk memilih dan jam kerja yang singkat dan layak.
Dua tahun kemudian, pada 1910, aktivitas hak perempuan Clara Zetkin mengajukan sebuah gagasan untuk menetapkan Hari Perempuan Internasional. Dia menyarankan setiap negara merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan. Gagasan tersebut disetujui oleh Konferensi Perempuan dari 17 negara yang beranggotakan total 100 perempuan. Hari Perempuan Internasional dilakukan tahun 1911 di Austria, Jerman, Denmark dan Swiss sebelum diresmikan PBB tahun 1975.
Peringatan Hari Perempuan Internasional merupakan bentuk perayaan terhadap prestasi wanita tanpa memandang asal, etnis, bahasa, budaya, dan ekonomi serta pandangan politik. Tema PBB untuk Hari Perempuan Internasional tahun ini adalah "DigitALL: Innovation and technology for gender equality" (Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender). Tema ini selaras dengan tema prioritas Sesi ke-67 The Commission on the Status of Women (Komisi Status Perempuan) mendatang, "Inovasi dan perubahan teknologi, dan pendidikan di era digital untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan para gadis".
Tema kampanye peringatan Hari Perempuan Internasional 2023Â adalah: #EmbraceEquity (Merangkul Kesetaraan). Kampanye ini dimaksudkan untuk merangkul kesetaraan dengan menempa keharmonisan dan persatuan, serta membantu mendorong kesuksesan. Kesetaraan merupakan tujuannya, dan pemerataan adalah sarana untuk mencapainya.
Perempuan secara historis masih kurang terwakili di dunia kerja di berbagai belahan dunia, bahkan di Amerika Serikat yang katanya merupakan negara paling maju menjadi masalah yang berlanjut bahkan hingga hari ini. Kesetaraan merupakan tindakan untuk memastikan bahwa proses dan program tidak memihak, adil dan memberikan hasil yang mungkin sama untuk setiap individu. Masalah akses, peluang, dan kemajuan jauh melampaui cara kita bekerja.
Inisiatif kesetaraan yang berhasil harus mampu membangun keadilan dan perlakuan yang sama ke dalam struktur organisasi. Keberhasilan memerlukan desain untuk menciptakan, memelihara, dan melindungi kesetaraan di seluruh tingkatan organisasi berupa kerangka kerja yang mendukung penyaringan talent yang adil, perekrutan, standar tempat kerja, dan sebagainya.
Sering terjadi kesalahpahaman umum bahwa lingkungan di mana keberagaman dan kesetaraan adalah prioritas secara alami menghasilkan inklusi. Pengertian dari inklusi adalah sejauh mana seseorang merasakan rasa memiliki dan nilai dalam pengaturan organisasi tertentu. Perbedaan penting yang perlu dipahami di antara tim yang paling beragam sekalipun, bahwa perasaan inklusi tidak selalu ada. Misalnya, perempuan mungkin terwakili dengan baik di tingkat manajemen senior, tetapi masih belum merasa diikutsertakan karena norma gender yang sudah berlangsung lama, perbedaan gaji untuk level yang sama dengan laki-laki, dan faktor-faktor lainnya yang belum dapat diterima secara universal.
Tuntutan kesetaraan perempuan melahirkan sosok alpha female yang mendeskripsikan tentang seorang perempuan yang memiliki karakter yang kuat, dominan dan tegas. Biasanya para perempuan-perempuan alfa tersebut memiliki pemikiran dan tindakan yang dapat memengaruhi orang lain.
Alpha female adalah istilah untuk menggambarkan seorang perempuan yang memiliki ambisi dan jiwa kepemimpinan. Sosok karakter alpha female pada sebagian kalangan perempuan menjadi sesuatu yang paling diidam-idamkan karena memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, pesona yang menarik, dan independen. Alpha female bukan tipe karakter perempuan yang mudah didikte, apalagi dipengaruhi oleh perkataan orang lain terhadap dirinya.
Seorang alpha female selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kekurangan alpha female didasari oleh kemandirian yang dimilikinya serta keambisiusan dan kecerdasannya. Seorang alpha female seringkali memiliki keyakinan bahwa segalanya tetap bisa berjalan dengan baik, tanpa harus didampingi oleh orang lain. Namun, di balik kemandiriannya, alpha female terkadang merasa resah lantaran takut rencana yang telah mereka atur gagal terlaksana.
Lebih lanjut, karena kemandiriannya, alpha female bisa menjadi seseorang yang sangat pemilih dalam urusan pasangan. Mereka beranggapan bahwa lebih baik menahan kesendirian daripada menghabiskan waktu bersama pasangan yang tidak sejalan. Akhirnya mereka enggan menjadi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga dianggap bukanlah sebuah karir yang dapat dibanggakan.
Sejatinya, seorang wanita yang mengurus siang malam, ia bekerja, bahkan fullday dan nyaris 24 jam untuk membangun sebuah bangsa yang gemilang. Hasil kerja seorang ibu rumah tangga sangat banyak sekali. Namun, sayangnya tidak pernah diekspos dan diangkat ke dalam diskusi atau seminar besar-besaran. Jarang ada lembaga besar yang mau mengadakan penelitian seputar hal tersebut. Sebaliknya, ada ribuan seminar tentang wanita bekerja yang mempromosikan wanita untuk keluar rumah mengejar karir kantoran.
Tidak sedikit, di jaman yang katanya modern ini, perempuan malu jika "hanya" menjadi ibu rumah tangga karena tidak bisa "mengaktualisasi diri". Menjadi wanita karir merupakan aktualisasi diri perempuan untuk mendapatkan format kerja yang menghasilkan karya materi. Karya materi tersebut terwujud berupa penghasilan tinggi, atau prestasi ilmiah, atau prestasi di bidang apa saja yang bisa masuk ke dalam katagori pengakuan dari masyarakat.
Pada lingkungan masyarakat yang sudah tidak lagi menghargai karya seorang ibu rumah tangga, maka seorang perempuan merasa dirinya tak akan pernah mencapai aktualisasi diri. Meskipun semua anaknya shaleh dan cerdas, rumah tangganya tak pernah meresahkan orang lain dan sebagainya. Bahkan suaminya amat menghargai sang isteri karena kontribusinya sebagai pasangan hidup terbaik.
Ironinya, seorang perempuan yang sukses karir dan merasa sudah mendapatkan kepuasan dan aktualisasi diri, lalu kemudian mengabaikan keluarganya, mungkin saja mempunyai kisah hidup memilukan. Tidak sedikit  terjadi di saat ini, anak-anaknya tak bisa menghargai dirinya sebagai ibu yang melahirkan dan membesarkan mereka. Karena memang anak-anak tersebut merasa tidak pernah dibesarkan oleh ibunya, tetapi oleh para baby sitter dan pengasuhnya.  Akhirnya, ketika sudah jompo sang perempuan itu pun terdampar di panti wreda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H