Seorang alpha female selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Kekurangan alpha female didasari oleh kemandirian yang dimilikinya serta keambisiusan dan kecerdasannya. Seorang alpha female seringkali memiliki keyakinan bahwa segalanya tetap bisa berjalan dengan baik, tanpa harus didampingi oleh orang lain. Namun, di balik kemandiriannya, alpha female terkadang merasa resah lantaran takut rencana yang telah mereka atur gagal terlaksana.
Lebih lanjut, karena kemandiriannya, alpha female bisa menjadi seseorang yang sangat pemilih dalam urusan pasangan. Mereka beranggapan bahwa lebih baik menahan kesendirian daripada menghabiskan waktu bersama pasangan yang tidak sejalan. Akhirnya mereka enggan menjadi ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga dianggap bukanlah sebuah karir yang dapat dibanggakan.
Sejatinya, seorang wanita yang mengurus siang malam, ia bekerja, bahkan fullday dan nyaris 24 jam untuk membangun sebuah bangsa yang gemilang. Hasil kerja seorang ibu rumah tangga sangat banyak sekali. Namun, sayangnya tidak pernah diekspos dan diangkat ke dalam diskusi atau seminar besar-besaran. Jarang ada lembaga besar yang mau mengadakan penelitian seputar hal tersebut. Sebaliknya, ada ribuan seminar tentang wanita bekerja yang mempromosikan wanita untuk keluar rumah mengejar karir kantoran.
Tidak sedikit, di jaman yang katanya modern ini, perempuan malu jika "hanya" menjadi ibu rumah tangga karena tidak bisa "mengaktualisasi diri". Menjadi wanita karir merupakan aktualisasi diri perempuan untuk mendapatkan format kerja yang menghasilkan karya materi. Karya materi tersebut terwujud berupa penghasilan tinggi, atau prestasi ilmiah, atau prestasi di bidang apa saja yang bisa masuk ke dalam katagori pengakuan dari masyarakat.
Pada lingkungan masyarakat yang sudah tidak lagi menghargai karya seorang ibu rumah tangga, maka seorang perempuan merasa dirinya tak akan pernah mencapai aktualisasi diri. Meskipun semua anaknya shaleh dan cerdas, rumah tangganya tak pernah meresahkan orang lain dan sebagainya. Bahkan suaminya amat menghargai sang isteri karena kontribusinya sebagai pasangan hidup terbaik.
Ironinya, seorang perempuan yang sukses karir dan merasa sudah mendapatkan kepuasan dan aktualisasi diri, lalu kemudian mengabaikan keluarganya, mungkin saja mempunyai kisah hidup memilukan. Tidak sedikit  terjadi di saat ini, anak-anaknya tak bisa menghargai dirinya sebagai ibu yang melahirkan dan membesarkan mereka. Karena memang anak-anak tersebut merasa tidak pernah dibesarkan oleh ibunya, tetapi oleh para baby sitter dan pengasuhnya.  Akhirnya, ketika sudah jompo sang perempuan itu pun terdampar di panti wreda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H