Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Banyak Gen Z Tidak Nyaman di Belakang Kemudi?

2 Maret 2023   21:32 Diperbarui: 7 Maret 2023   09:50 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Image: Gen Z tidak melihat mobil sebagai tiket menuju kebebasan atau tonggak penting dalam hidup. (Ilustrasi oleh Merza Gamal)
Image: Gen Z tidak melihat mobil sebagai tiket menuju kebebasan atau tonggak penting dalam hidup. (Ilustrasi oleh Merza Gamal)

Dalam sebuah penelitian yang dirilis oleh The Washington Time (13 Februari 2023) ditemukan perbedaan anak muda yang memiliki SIM pada tahun 1997 dengan tahun 2020. 

Pada tahun 1997, 43 persen anak usia 16 tahun dan 62 persen anak usia 17 tahun sudah memiliki SIM. Sementara pada tahun 2020, angka tersebut turun menjadi 25 persen dan 45 persen.

Tren tersebut paling menonjol untuk remaja, namun anggota Gen Z yang lebih tua pun tertinggal dari rekan-rekan mereka dari milenial (Gen Y). 

Pada tahun 1997, hampir 90 persen anak usia 20 hingga 25 tahun memiliki SIM, sementara pada tahun 2020, hanya 80 persen anak muda seusia itu yang memiliki SIM.

Alasan-alasan yang dikemukakan Gen Z menunjukkan banyak alasan mengapa mereka berpaling dari mobil adalah kecemasan, keuangan, kepedulian lingkungan. 

Banyak anggota Gen Z mengatakan bahwa mereka belum mendapatkan SIM karena takut mengalami kecelakaan atau mengemudi sendiri. Oleh karena itu, mereka lebih nyaman naik transportasi umum atau taksi online.

Ada banyak spekulasi mengapa hal itu bisa terjadi. Bisa jadi karena remaja saat ini dilaporkan jauh lebih cemas daripada kelompok usia lainnya. 

Mereka mungkin bergantung pada keluarga atau teman mereka untuk bergaul (walaupun banyak dari mereka mungkin puas dengan tinggal di rumah, menggunakan media sosial dan video game untuk terhubung dengan teman sebayanya). 

Atau mungkin mereka tidak ingin mengemudi karena mencari opsi yang berkelanjutan, seperti transportasi umum, ride-sharing (berbagi tumpangan), atau e-skuter. 

Mungkin juga ekonomi yang tergagap-gagap dan inflasi mewarnai masuknya mereka ke masa dewasa, mengecilkan pengeluaran untuk barang-barang mahal seperti mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun