Sinyal dalam data tentang efek putaran kedua masih beragam. Hal tersebut, meningkatkan ketidakpastian bagi pembuat kebijakan. Inflasi yang terjadi di Jepang masih menjadi risiko dua sisi, namun lebih banyak fleksibilitas dalam imbal hasil jangka panjang akan membantu menghindari perubahan mendadak di kemudian hari.
Dinamisme pembaruan ekonomi China dapat memberikan tekanan pada harga komoditas dan jasa global. Tekanan tersebut terutama pada negara-negara yang mengharapkan kebangkitan kembali pariwisata. Dengan demikian, menurut IMF, bank sentral di negara-negara Asia harus melangkah hati-hati dengan menegaskan kembali komitmennya terhadap stabilitas harga.
Harga komoditas yang melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina, telah menekan importir energi Asia awal tahun 2022 lalu. Akan tetapi, pada saat yang sama, melonjaknya biaya pengapalan menaikkan biaya barang impor, dengan dampak yang sangat kuat di Negara Kepulauan Pasifik. Namun, penurunan yang stabil baru-baru ini pada kedua faktor tersebut telah mengurangi tekanan neraca berjalan dan inflasi.
Percepatan pertumbuhan jangka pendek di China yang diperkirakan akan menghasilkan limpahan positif. Namun demikian, apabila terjadi perlambatan di tahun-tahun mendatang akan membebani prospek pertumbuhan di seluruh rantai pasokan Asia yang sangat terintegrasi hingga seluruh dunia. Kondisi tersebut bisa membuat reformasi untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang di seluruh Asia.
Terjadinya defisit fiskal selama pandemi dan suku bunga jangka panjang yang lebih tinggi dalam setahun terakhir menambah beban utang publik. Beberapa negara Asia menghadapi kesulitan utang. Untuk itu, otoritas negara-negara tersebut harus melanjutkan rencana untuk konsolidasi fiskal secara bertahap, dan memastikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal tidak bertentangan dengan tujuan kestabilan ekonomi.
Walaupun krisis ekonomi terlihat mereda di kawasan Asia, namun banyak pula negara Asia yang menghadapi kerentanan keuangan yang tinggi. Leverage (hutang) yang tinggi di seluruh sektor rumah tangga dan perusahaan, serta paparan bank yang signifikan terhadap penurunan real estat. Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya pertukaran kebijakan yang halus antara mengendalikan inflasi dan memastikan stabilitas keuangan, serta kebutuhan untuk memperkuat kerangka resolusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H