1. Model bisnis
Pertama-tama BOD perlu memahami faktor geopolitik mana yang dapat memengaruhi organisasi mereka, dan memastikan bahwa informasi yang relevan dari seluruh organisasi disampaikan kepada BOD. Organisasi harus mengembangkan metode penyampaian yang sistematis, termasuk produk analitis, pengarahan singkat, atau latihan skenario untuk memandu pengambilan keputusan dan perencanaan yang cepat.
2. Reputasi
Organisasi perlu tahu apa yang mereka perjuangkan dan apa yang mereka lawan. Dalam situasi geopolitik yang tidak terlalu hitam-putih, organisasi dapat membuat "kesepakatan" khusus pasar yang menggabungkan manajemen risiko dan strategi perusahaan sehingga menjadi dasar bagi narasi yang modern, koheren, dan digerakkan oleh nilai tentang mengapa organisasi melakukan bisnis di pasar tertentu.
3. Organisasi
Membangun ketahanan organisasi, melalui pengembangan struktur tata kelola yang inklusif dan dialog yang terbuka dan jujur, dapat berkontribusi untuk mempertahankan kohesi budaya dan etos global.
4. Operasi
Organisasi harus fokus pada melindungi dan memutar rantai pasokan yang dicapai dengan mensimulasikan dan merencanakan gangguan ekstrem, dan menilai ketahanan pemasok seseorang. Setiap upaya untuk melakukan diversifikasi harus mempertimbangkan risiko politik memasuki pasar baru.
5. Teknologi
Ketegangan geopolitik telah menyebabkan internet mulai terpecah menjadi varian regional dan tumpukan teknologi. Perusahaan mungkin kesulitan mempertahankan konektivitas antar wilayah dan pengalaman pengguna yang konsisten. Persyaratan lokalisasi data menimbulkan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, organisasi perlu mengelola akses data untuk memastikan kompartementalisasi yang tepat. Organisasi harus bisa memastikan berbagai urgensi teknologi, mulai dari serangan siber hingga meluncurkan peralatan teknologi baru di seluruh pasar.
6. Keuangan
Organisasi harus bisa memantau secara berkelanjutan segala risiko keuangan, seperti risiko valuta asing dan risiko suku bunga pasar. Saat ekonomi global terus mengalami guncangan, tantangan akan terus muncul pada aktivitas mulai dari memindahkan dana hingga membayar insan perusahaan. Mengembangkan protokol krisis sebelum krisis dapat membantu organisasi menghadapi badai.
Pada masa krisis, ketidakpastian tentang siapa yang memiliki keputusan akhir dapat menyebabkan penundaan yang merugikan. Pengambilan keputusan yang baik dengan waktu yang cepat, dilakukan dengan kemampuan membedakan antara jenis keputusan dan tingkat risiko yang mungkin terlibat. Mempersiapkan pengambilan keputusan yang baik dalam suatu krisis, salag satu caranya adalah dengan mempraktikkan ketenangan yang disengaja. Ketenangan yang disengaja merupakan suatu pendekatan untuk belajar dan memimpin dengan kesadaran dan pilihan yang disengaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H