Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Good Leader Tidak Cukup Lagi di Masa VUCA

17 Januari 2023   10:00 Diperbarui: 17 Januari 2023   11:25 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image:  Good leader harus diperkuat dengan kemampuan spiritualitas dan entrepreneurial pemimpin untuk menghadapi masa-masa VUCA (by Merza Gamal)

2. Ambition & Humility

Seorang leader haruslah mempunyai ambisi yang tinggi, mau bekerja keras dan mempunyai tenaga ekstra untuk men-support dan menularkannya kepada tim. Namun demikian, ambisi saja tidak akan membawa perusahaan menjadi the great company, sehingga seorang leader harus juga memiliki sikap rendah hati. Jadi, seorang leader merupakan seorang ambisius secara profesional tetapi tetap memiliki kepribadian yang rendah hati

3. Spirituality & Religious

Seorang spiritual leadership dapat memotivasi timnya dengan motivasi yang luar biasa, mereka menemukan esensi hidup sehingga dapat memaknai hidup. Mereka menjalankan ibadah keagamaannya bukan hanya sekedar menjadi ritual rutinitas saja.

4. Worker & Intellectual

Sebagai pemimpin, seorang leader harus selalu mengasah kemampuan dan mengembangkan keahlian untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Leader yang baik adalah seorang strong worker dan memiliki good intellectual.

Dengan memiliki keempat ciri di atas, seorang pemimpin bukan hanya good leader, tetapi bisa berkembang menjadi spiritual entrepreneur leader, yakni seorang pemimpin yang mampu menggerakkan organisasi dan individu untuk menciptakan dan memanfaatkan peluang meningkatkan kesejahteraan, didasari oleh rasa keterpanggilan (calling & transcendence), ingin bermanfaat bagi lingkungan (sense of community), dan ingin hidup bermakna. Spiritual dalam kepemimpinan adalah merasa terhubung dengan Tuhan Yang Maha Kuasa (transcendence), dan sadar sebagai hamba-Nya yang sedang diberlombakan di dalam menjalani peran mewakili Dia (meaning of life) di muka bumi untuk menebar rahmat dan manfaat bagi alam semesta (sense of community and universality). Sementara itu, entrepreneurial dalam kepemimpinan adalah mencari, mengevaluasi, dan mengeksploitasi peluang-peluang untuk mencapai pertumbuhan perusahaan dalam 5 (lima) dimensi, yaitu: agresif, proaktif, inovatif, berani dengan risiko terukur, dan otonom. (Hal ini akan Kakek Merza sampaikan di tulisan yang lain).

Momok resesi yang membayangi dan inflasi yang sangat tinggi, merupakan sesuatu yang sangat menakutkan bagi sebagian para eksekutif perusahaan. Kondisi ini akan menghadirkan tantangan yang  bagaimanapun merupakan tambahan dari gangguan yang ada dari pandemi dan gangguan rantai pasokan yang seringkali dipercepat oleh tren yang bertahan lama seperti digitalisasi, keberlanjutan, dan meningkatnya pengaruh konsumen.

Oleh karena itu, saat-saat menantang yang unik seperti saat ini juga membutuhkan pendekatan unik, bukan sekadar buku pedoman standar. Untuk itu dibutuhkan seorang pemimpin yang tidak cukup bekerja semata-mata secara kontrakrual, tetapi harus menjadi pemimpin transformational dengan memiliki kekuatan spiritual tinggi dan kemampuan entrepreneurial yang handal.

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun