Baru-baru ini terjadi beberapa merger dan akuisisi besar di sektor edtech. Misalnya, Anthology dan Blackboard menyetujui merger senilai $3 miliar. Merger dan akuisisi tersebut terjadi karena modal yang melimpah dari shareholder. Namun begitu kedua perusahaan telah menandatangani kontrak, mereka menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan operasi mereka masing-masing agar bisa merealisasikan keuntungan yang dijanjikan.
Kondisi tatanan ekonomi masa kini membuat banyak perusahaan besar memandang reskilling dan upskilling (peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang) insan perusahaan mereka sebagai kebutuhan. Pengusaha besar seperti Amazon, Walmart, Target, dan Google telah mengumumkan investasi besar dalam program pendidikan dan pengembangan tenaga kerja untuk mengurangi churn dan mengisi kesenjangan talenta. Bahkan, beberapa perusahaan seperti Walmart, menggabungkan program reskilling dan upskilling ke dalam inisiatif keragaman, kesetaraan, dan inklusi mereka.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, edtech company memperluas dan menekankan penawaran perusahaan mereka. Di antara 15 perusahaan edtech untuk pendidikan dan pelatihan orang dewasa yang menerima pendanaan paling banyak pada tahun 2021, semuanya memiliki penawaran perusahaan. Bahkan perusahaan seperti Coursera, yang awalnya berfokus pada konsumen, saat ini meningkatkan pendapatan mereka secara dramatis dari klien perusahaan.
Perusahaan edtech, untuk berhasil di ruang perusahaan, menawarkan fitur seperti analitik tenaga kerja komprehensif yang menarik bagi departemen SDM dan insan perusahaan.Â
Fitur yang bisa ditawarkan, misalnya, aplikasi yang dapat mengidentifikasi kesenjangan keterampilan dalam tenaga kerja, menawarkan konten pendidikan untuk mengisi kesenjangan tersebut, dan menyediakan layanan pelatihan dan navigasi karier. Aplikasi tersebut akan mencocokkan lulusan baru yang memiliki keterampilan lebih tinggi dengan posisi yang dapat memberikan nilai tambah paling tinggi.
Investasi global dalam edtech telah mencatat CAGR rata-rata 45 persen selama lima tahun terakhir, Â meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2019. Diprediksikan investasi edtech secara global masih akan tumbuh 30 persen dari tahun 2020 hingga 2021.
Dengan demikian, sektor industri edtech masih menarik untuk dimasuki, tetapi para pemain mungkin harus terus memantau bagaimana perkembangannya. Sehingga, tidak heran, meskipun Ruang Guru melakukan PHK masal pada akhir tahun 2022 yang lalu, tetapi mereka tetap optimis dengan terus melakukan berbagai inovasi pasca pandemi, seperti fokus pada hybrid learning dan pembukaan 100+ learning center di Indonesia. Mereka yakin dengan terus bekerja secara efektif dan efisien, akan mampu keluar dari tantangan ekonomi global. Dan, pada saatnya akan menjadi lebih kuat dan tangguh dari sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H