Ada lagi maksakan pernakan yang suka muncul pada jamuan makan malam Cap Go Meh di kalangan peranakan Tionghoa-Melayu, yaitu Mie Lendir. Mie Lendir merupakan hidangan dengan bahan dasar  mie kuning basah berukuran besar yang disiram dengan saos kacang dan bahan pelengkap berupa taoge, irisan telur rebus, irisan daun seledri, dan potongan cabai rawit hijau, serta ditambah toping berupa udang.
Hidangan makan malam Cap Go Meh rasanya tidak lengkap jika tidak disertai minuman Yuan Ziao (dalam bahasa Mandarin) atau ronde (dalam Bahasa Indonesia). Ronde adalah bola-bola yang terbuat dari beras ketan dan dimakan bersama kuah gula dan rempah-rempah.
Setelah makanan utama, maka akan banyak makan kecil dan camilan  yang muncul, mulai dari buah-buahan hingga aneka kue, di meja panjang yang dipakai sebagai alas makan. Dan makan pun diselingi oleh berbagai pertunjukan tari-tarian dan barongsai hingga menjelang pergantian hari yang ditutup dengan pesta kembang api.
Demikanlah keramaian dan silahturahim antar keluarga besar keturunan Tionghoa di Pecinan Pekanbaru. Pada acara tersebut berbaur semua keluarga besar dalam berbagai perbedaan keyakinan agama yang dianut oleh masing-masing keluarga. Bagaimana di daerahmu?Â
Akibat Pandemi Covid-19 yang dimulai akhir tahun 2019, maka sejak tahun 2020 hingga tahun 2022, tidak ada keramaian malam Cap Go Meh di Pecinan Pekanbaru. Semoga tahun ini sudah bisa diselenggarakan lagi. Malam Cap Go Mer merupakan malam silahturahmi dan mengenang masa-masa kejayaan orangtua di perkampungan ini. Saat ini sebagian besar anak-cucu warga Pecinan sudah pindah ke berbagai kota dan negara, dan yang masih di Pekanbaru pun memilih tinggal di real estate. Sehingga malam-malam biasa, kawasan ini menjadi sepi., hanya ramai di sianghari sebagai kawasan perniagaan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H