Ketidakpastian ekonomi dan ketersediaan talenta yang sangat kompetitif membuat para eksekutif perusahaan harus dengan hati-hati menyeimbangkan melindungi bisnis dalam jangka pendek dan menyiapkannya untuk sukses dalam jangka panjang.
Prospek ekonomi pada tahun 2023 tetap beragam, dengan kemungkinan perlambatan. Sementara itu, persaingan untuk mendapatkan talent unggulan sangat ketat. Perusahaan dan para eksekutif harus terus berjuang untuk menyeimbangkan prioritas persaingan dengan beban di masa ketidakpastian dan gangguan yang berkelanjutan.
Kondisi saat ini merupakan kombinasi bersejarah dari ketidakpastian ekonomi dengan sinyal yang membingungkan dan beragam serta pasar tenaga kerja yang ketat. Dalam catatan sejarah selama ini, kondisi resesi ekonomi biasanya condong ke satu arah, tidak terjadi dari berbagai arah pada waktu yang sama. Dengan demikian, para eksekutif belum pernah berurusan dengan situasi seperti saat ini di masa sebelumnya.
Pada saat ini para eksekutif perusahaan menemukan diri mereka terombang-ambing di "tali pengikat talent unggulan". Mereka dengan hati-hati menyeimbangkan pemangkasan anggaran dan mempertahankan talent unggulan, melindungi bisnis dalam jangka pendek namun menyiapkannya untuk sukses dalam jangka panjang.
Para pakar meramalkan bahwa perusahaan mungkin tetap kekurangan talent unggulan pada tahun 2023. Bahkan, jika ekonomi terus melambat, perusahaan bisa kekurangan talent lebih lama dari yang dperkirakan.
Mengapa kekurangan talent unggulan bisa terjadi di berbagai perusahaan?
Jika kita lihat betapa banyaknya lulusan perguruan tinggi yang mencari lowongan pekerjaan, tetapi mengapa banyak perusahaan tidak dapat menemukan talent unggulan?
Berikut beberapa alasan atas apa yang terjadi di lapangan untuk jawaban pertanyaan diatas.
1. Organisasi tidak dapat menemukan pekerja yang mereka cari.Â
Banyak lulusan perguruan tinggi tidak memiliki kriteria yang dibutuhkan oleh bisnis yang dijalankan perusahaan saat ini. Sementara, lulusan yang dibutuhkan saat ini digital talent, Â perawatan kesehatan, dan tenaga kerja kerah biru yang terampil. Kebutuhan terhadap lulusan tersebut terus melebihi pasokan yang tersedia dari lulusan berbagai Lembaga pendidikan.
2. Talent unggulan yang ada berhenti dan mereka ingin berbisnis mandiri.Â
Terlepas dari ketidakpastian ekonomi, ternyata banyak insan perusahaan yang rela meninggalkan pekerjaannya. Mereka yang pergi adalah talent unggulan, sementara yang tetap tinggal adalah yang memiliki kemampuan rata-rata bahkan malah di bawahnya. Banyak talent unggulan yang berhenti bukan karena pindah ke perusahaan lain, tetapi mereka memilih untuk meninggalkan dunia kerja sepenuhnya. Kondisi tersebut, semakin memperketat permintaan terhadap talent unggulan di pasar tenaga kerja yang semakin menipis.
3. Perubahan industri pasca pandemi terus menimbulkan efek riak.Â
Insan perusahaan yang pergi dari perusahaan bukan hanya meninggalkan posisinya, tetapi 48 persen dari mereka pindah ke industri lain. Industri seperti akomodasi dan layanan makanan, pemerintahan, serta seni dan rekreasi banyak kehilangan pekerja. Sementara layanan kesehatan, manufaktur, dan konstruksi tetap stabil. Beberapa industri seperti layanan profesional, perdagangan grosir, keuangan, dan informasi merupakan bidang yang lebih diminati oleh para talent unggulan saat ini.
Oleh karena itu para eksekutif perlu memperhatikan bahwa perusahaan dapat berinvestasi talent unggulan untuk tetap berada di depan persaingan. Talent unggulan merupakan kunci untuk bertahan dari badai yang terus menerpa saat ini dan bahkan bisa menjadi lebih kuat.
Beberapa pendekatan yang mengutamakan talent dapat dilakukan untuk memperkuat perusahaan dapat dilakukan dengan tindakan berikut:
- Fokus pada talent yang paling penting untuk penciptaan nilai, sekarang dan di masa depan.
- Bangun talent unggulan dari dalam, berhenti mengejar talent yang dimiliki pesaing
Seringkali perusahaan mengurangi tenaga kerja mereka melalui pemutusan hubungan kerja atau penghentian perekrutan untuk memangkas biaya sebagai persiapan menghadapi masa-masa sulit. Eksekutif harus menilai kebutuhan spesifik perusahaan, dan melindungi talent pool untuk penciptaan nilai di masa depan dengan keterampilan utama seperti digital dan analitik.
Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, banyak organisasi kesulitan menemukan talent unggulan dengan kombinasi gelar dan sertifikasi serta pengalaman kerja spesifik yang tepat yang diperlukan untuk suatu peran. Perusahaan yang beralih ke model perekrutan berbasis keterampilan dapat mengidentifikasi talenta yang memiliki keterampilan dasar yang diperlukan untuk suatu pekerjaan. Di samping itu, perusahaan melakukan investasi dalam meningkatkan keterampilan kandidat yang "hampir terampil" menjadi  memiliki talent dengan keterampilan khusus yang dibutuhkan perusahaan.
Perusahaan yang melakukan perekrutan talent berbasis keterampilan dapat memperluas front-end untuk menarik lebih banyak pelamar, membangun lebih banyak jalur mobilitas internal untuk insan perusahaan yang sudah ada saat ini, dan menarik insan perusahaan yang lebih beragam. Saluran perekrutan yang diperluas dapat mendatangkan pekerja di luar talent pool yang biasa. Misalnya, pertimbangkan kelompok usia 55+ yang memutuskan antara pensiun penuh waktu atau bekerja penuh waktu. Populasi ini akan mendapat manfaat dari pengaturan kerja baru yang lebih fleksibel dengan nuansa abu-abu daripada opsi hitam-putih.
Perusahaan cerdas akan mempertimbangkan cara kerja yang semakin fleksibel dan ekosistem yang mendukung pekerja mereka dengan menarik dan mempertahankan pekerja tradisional dan non tradisional,
Pelaku bisnis harus mempertimbangkan momen ini, terlepas dari sinyal ekonomi yang tidak pasti, sebagai kesempatan untuk merenungkan bagaimana bisa berinvestasi talent unggulan. Eksekutif perusahaan dapat membentuk budaya perusahaan yang tangguh dengan keputusan strategis dalam jangka pendek untuk membawa mereka mengatasi kekurangan talent unggulan yang sedang berlangsung saat ini dan menjangkau pihak lain lebih kuat daripada saat mereka memulai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H