Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Manajemen Kinerja yang Tangguh Saat VUCA

10 Januari 2023   20:02 Diperbarui: 10 Januari 2023   20:04 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya tidak ada yang meragukan bahwa, saat ini, kita berada pada lingkungan bisnis yang semakin bergejolak, tidak pasti, kompleks, dan seringkali ambigu atau lebih dikenal dengan istilah VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous). Namun demikian, dalam kondisi seperti itu, ternyata masih banyak organisasi yang tangguh, tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang, meskipun di tengah masa-masa ketidakpastian.

Dalam lingkungan yang bergejolak seperti terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan diperparah oleh pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai, semakin penting disadari bahwa tujuan dan metrik organisasi terhubung dengan jelas sambil tetap dapat beradaptasi dengan perubahan eksternal. Kesadaran tersebut akan memberikan keunggulan kompetitif perusahaan di tengah pasar yang berpacu sangat cepat. Untuk itu dibutuhkan strategi prioritas yang jelas untuk mampu melakukan semua hal tersebut.

Salah satu pendukung utama untuk menerjemahkan strategi menjadi prioritas yang jelas adalah manajemen kinerja (performance management). Manajemen kinerja akan mengarahkan sumber daya ke inisiatif yang paling penting, dan membantu individu memahami ke mana harus memfokuskan waktu dan energi mereka. Manajemen kinerja merupakan upaya sepanjang tahun untuk menetapkan dan mencapai tujuan perusahaan baik di tingkat organisasi maupun individu.

Dalam membangun manajemen kinerja yang lebih tangguh, terdapat tiga strategi yang perlu mendapatkan perhatian agar mampu bertahan bahkan berkembang di tengah suasana VUCA (Volacity, Uncentertainty, Complexity, Ambiguity) yang negatif menjadi inisiatif VUCA (Visioner, Understanding, Clarity, Agility) yang positif.

Strategi Pertama, Agenda seimbang di seluruh pertumbuhan dan efisiensi

Serangan hebat akan menguji pertahanan terbaik. Namun, seringkali perusahaan tergoda untuk menyesuaikan tujuan yang fokus kepada pengurangan biaya dan penghematan uang tunai, serta melupakan fokus pada pertumbuhan ketika serangan hebat itu datang. Seharusnya, pada masa VUCA yang dianggap sebagai serangan hebat, manajemen perusahaan memperkuat manajemen kinerja.

Manajemen kinerja sejatinya merupakan alat penting untuk memastikan bahwa setiap insan perusahaan selaras dengan agenda yang seimbang antara pemotongan biaya dan pertumbuhan. Manajemen perusahaan harus dapat menetapkan target berdasarkan potensi penuh jangka panjang, bukan sekedar peningkatan jangka pendek dari tahun ke tahun. Untuk itu, perlu memprioritaskan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien untuk mencapai target, dan melakukan tinjauan kinerja rutin berdasarkan sejumlah kecil metrik yang berfokus pada pertumbuhan yang sulit.

Strateg Kedua, Proses terintegrasi didasarkan pada prioritas bisnis

Hubungan yang berarti antara prioritas organisasi yang berkembang dan tujuan individu dibutuhkan dalam manajemen kinerja yang tangguh. Perusahaan membutuhkan praktik terbaik manajemen kinerja di tingkat bisnis. Untuk itu dibutuhkan proses menilai ulang dan mengarahkan target secara fleksibel, manajemen kinerja yang efektif di tingkat individu untuk berkomunikasi secara dinamis dan melacak target yang telah ditetapkan, dan konektivitas tanpa batas di antara keduanya.

Sebelum masa VUCA, seringkali manajemen kinerja organisasi dan individu dilakukan oleh divisi yang berbeda (misalnya, fungsi keuangan dan fungsi sumber daya manusia). Praktik seperti itu menciptakan sistem terputus yang tidak memiliki kejelasan peran dan membuat informasi tetap tersembunyi. Untuk menghadapi masa-masa VUCA, dibutuhkan manajemen kinerja holistik dengan proses yang disederhanakan dan menghubungkan strategi bisnis dengan tujuan individu. Oleh karena itu dibutuhkan kepemilikan yang jelas oleh para pemimpin bisnis.

Untuk mengatasi masalah tersebut, organisasi secara radikal mendesain ulang proses untuk menghubungkan penetapan tujuan organisasi dengan insan perusahaan. Dengan demikian, organisasi dan insan perusahaan dapat memenuhi sasaran kinerja secara lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan semula.

Strategi Ketiga, Transparansi dialog dua arah dengan insan perusahaan

Strategi organisasi merupakan kebutuhan utama agar proses kerja membuahkan hasil. Organisasi dapat memobilisasi insan perusahaan mereka dengan memastikan transparansi terhadap prioritas di seluruh perusahaan dan terhubung dengan tujuan, diwujudkan melalui dialog dua arah antara pimpinan dengan insan perusahaan.

Dialog dua arah yang terbuka akan memungkinkan setiap insan mampu menerjemahkan prioritas strategis menjadi tujuan individu, rencana tindakan, dan panggilan penilaian yang lebih terinformasi, sehingga bisa menyesuaikannya dari waktu ke waktu. Untuk itu, dibutuhkan perubahan evaluasi kinerja dari irama tahunan atau semesteran menjadi serangkaian dialog informal yang berkelanjutan untuk mengkomunikasikan perubahan secara proaktif. Dialog-dialog tersebut harus mencakup bagaimana pekerjaan dilakukan untuk mempromosikan perilaku tangguh seperti kemampuan beradaptasi dan inklusivitas.

Untuk membantu insan perusahaan melihat peluang untuk pengembangan dan kemajuan mereka sendiri dibutuhkan visibilitas ke arah perubahan perusahaan. Kesempatan untuk berkembang yang kurang merupakan salah satu alasan utama tingginya tingkat turnover insan perusahaan. Dengan adanya transparansi sebagai komponen utama meritokrasi, maka akan mengurangi resistensi insan perushaan. Bagaimanapun, sumber daya manusia tetap menjadi sumber daya yang berharga dan langka.

Manajemen kinerja (performance management) merupakan tantangan abadi bagi semua organisasi. Melalui manajemen kinerja yang tangguh, margin kesalahan dapat menyusut dalam waktu yang bergejolak di masa VUCA ini.

Menerapkan ketiga strategi tersebut di atas membutuhkan dedikasi yang tinggi. Para pemimpin dapat memilih untuk menguji coba proses baru tersebut sebelum diluncurkan ke perusahaan yang lebih luas. Investasi dalam manajemen kinerja yang tangguh akan menguntungkan organisasi mana pun, baik di tengah turbulensi maupun saat suasana bisnis seperti biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun